Malang Post – Dari enam pemain asing yang dimiliki Arema FC, Julian Garcia Schwarzer, adalah pemain terakhir yang bergabung di Liga 1 musim 2023/2024 ini.
Kiper kelahiran Inggris berpaspor Filipina itu, resmi berseragam Arema FC pada Kamis (20/7/20230 lalu. Atau hanya sehari sebelum Arema FC melakoni pekan ke-4, ketika kalah 1-3 dari Bali United.
Tetapi Julian baru benar-benar diturunkan di pekan ke-5. Saat Arema FC dijamu Persis Solo di Stadion Sriwedari, Solo pada 30 Juli 2023. Ketika itu, gawang Julian Schwarzer, kebobolan satu gol lewat tendangan penalti.
Selanjutnya sampai pekan ke-9, gawang kiper berusia 23 tahun itu, selalu berhasil dibobol lawan. Bahkan tercatat sudah 10 gol yang bersarang ke gawang putra dari legenda Chelsea, Mark Schwarzer ini.
Baru di pekan ke-10 dan 11, Arema FC mendapatkan clean sheetnya. Setelah pada sembilan pekan sebelumnya, selalu berhasil dibobol lawan.
Selidik punya selidik, ternyata sukses Julian Schwarzer, untuk menjaga gawangnya tak kebobolan di dua laga terakhir, berkat andil sang ayah.
Mantan kiper Timnas Australia, Mark Schwarzer, itu sejak 22 Agustus lalu memang sudah berada di Indonesia. Selain ingin melihat bagaimana sang putra berlatih, Mark juga berkeinginan melihat langsung saat dia bermain.
Itulah sebabnya, saat laga Persikabo 1973 dan Bhayangkara Presisi FC, Mark sengaja datang bersama sang istri. Untuk menyaksikan secara langsung permainan Julian di stadion.
“Saya harus berikan credit yang luar biasa untuk orang tua saya, yang datang ke stadion. Khususnya ayah saya, yang sangat banyak membantu.”
“Dia selalu memberikan ide-ide untuk saya. Apa yang harus dikerjakan dalam sesi latihan maupun di pertandingan,” kata Julian.
Kiper kelahiran Inggris, 26 Oktober 1999 ini mengaku rasanya sangat luar biasa, bisa mencapai target tak kebobolan. Setidaknya dalam dua laga terakhirnya bersama Arema.
Namun, menurutnya pencapaian itu merupakan buah dari kerja tim Arema. Bukan sekadar kehadiran sang ayah.
“Sekarang kita mendapatkan dua cleansheet. Sejak saya teken kontrak, beberapa pertandingan saya tidak bisa mencapai target tersebut.”
“Saat cleansheet pertama lawan Persikabo, sangat luar biasa rasanya. Saya sangat bangga dengan apa yang kita kerjakan bersama-sama. Saya sangat berharap bisa melanjutkan dengan permainan di level yang sama dan konsistensi.”
Julian tak memungkiri, pencapaian Arema dalam dua laga terakhir ini, tak lepas dari arahan pelatih anyar, Fernando Valente.
Segala instruksi dari pelatih asal Portugal itu coba diserap dan dijalankannya. Kemudian dipadukan dengan masukan dari Mark Schwarzer, yang selalu setia mendampinginya bermain.
“Saya juga harus berterimakasih kepada pelatih baru. Sekarang yang terpenting bagaimana menjalankan apa yang diarahkan pelatih. Seperti yang dia mau, dengan instruksi dan ide yang ingin diterapkannya,” tegas pemain Timnas Filipina U-23 itu.
Sang ayah, Mark Schwarzer juga sempat berujar, kehadirannya ke Indonesia adalah untuk melihat bagaimana Julian bermain.
“Saya selalu minta dia bekerja keras di tim. Kami juga selalu berbicara banyak hal setiap hari, khususnya masalah sepakbola. Setiap selesai pertandingan kami bicara tentang performanya,” ujar Mark Schwarzer.
Mantan kiper berusia 50 tahun itu juga berharap Julian mampu berkembang dan mendapatkan pengalaman yang bagus bersama Arema FC.
“Saya berharap dia bisa bermain lebih baik dan terus menjadi lebih baik ke depannya.”
“Dia berhak mendapatkan kesuksesan di tim ini dan kita akan lihat, bagaimana di akhir musim nanti,” tandasnya. (*/ Ra Indrata)