
Malang Post – Para pencinta barang-barang antik dan unik di kawasan Malang Raya, bisa datang ke Bursa Lawasan Seri 2. Berlokasi di Kantor Among Tani Foundation (ATF), Jalan Hasanuddin No 22, Kota Batu. Event itu akan digelar sepekan ke depan, atau hingga 8 Agustus 2023.
Dalam event itu, para pencinta benda kuno, antikan dan tosanaji akan dimanjakan ratusan benda-benda jadul. Benda-benda jadul yang dipamerkan itu diantaranya seperti jam antik, keris, lesung, jodang, lemari, piring, arca dan sejumlah barang antik lainnya.
Ketua Panitia Bursa Lawasan 2, Rohmat Handoko menyampaikan, ada 15 kolektor yang ikut dalam Bursa Lawasan Seri 2 tersebut. Terdiri dari kolektor besi, kuningan, tosanaji, kayu interior dan eksterior, serta seniman lukis.
“Para kolektor yang ikut dalam bursa ini, rata-rata berasal dari Kota Batu. Selain itu juga ada yang dari Kota Malang,” ujar dia, Selasa (1/8).
Tujuan digelarnya event tersebut, dia ingin mengenalkan kepada masyarakat. Jika barang-barang antik selain memiliki sejarah, juga memiliki harga. Sehingga masyarakat bisa mencintai produk masa lalu untuk dirawat dan difungsikan kembali.
“Lewat benda antik ini nantinya juga bisa jadi penambah income. Terlebih Kota Batu adalah kota wisata. Yang sangat erat hubungannya dengan benda-benda antik seperti ini,” katanya.
Handoko membeberkan, dalam Bursa Lawasan Seri 2 itu, barang yang paling antik dan jadul adalah gramaphon. Dimana dimensi gramaphon yang dipamerkan sangat kecil.
“Kalau gramaphon kecil itu artinya sudah berusia tua. Sudah ada sejak jaman kolonial. Sedangkan kalau gramaphon yang punya dimensi besar. Sudah sedikit baru,” imbuhnya.
Selain gramaphon, benda antik yang punya nilai sejarah ada lemari. Lemari-lemari yang dipamerkan mulai dari vanderpoll, limension dan lain sebagainya. Lemari-lemari tersebut sudah ada sejak tahun 1800an.
“Kalau soal harga, karena disini bursa. Jadi tidak mahal. Artinya bisa dinego. Yang paling murah benda-benda kecil seperti cincin akik. Harganya sekitar Rp50 ribu,” ungkapnya.
Sedangkan benda antik yang paling mahal, ada gebyok atau gapura. Harga jualnya dikisaran angka Rp40 juta. Selain itu ada kursi besi. Dimana kurai besi tersebut saat jaman kolonial digunakan untuk praktek dokter gigi. Kursi besi antik tersebut dihargai Rp17,5 juta.
Dengan berbagai barang yang dipamerkan tersebut. Dia berharap pencinta barang antik dapat memanfaatkan sebaik mungkin. Sebab barang-barang yang ditampilkan dalam bursa tersebut adalah barang yang sangat bagus.
“Silahkan berbelanja. Jika disini masih kurang. Masyarakat bisa datang ke rumah kami. Untuk melihat barang antik lainnya,” kata dia.
Lebih lanjut, saat disinggung perihal berapa target perputaran uang dalam bursa tersebut. Pihaknya tak mau memasang terget muluk-muluk. Sebab dalam bursa tersebut pihaknya tidak mencari keuntungan.
“Kami tidak menargetkan berapa banyak perputaran uangnya. Sudah diwadahi oleh ATF kami sangat bersyukur. Mungkin bisa balik modal sudah cukup,” tuturnya.
Ketua Yayasan ATF, Nurbani Yusuf berharap, lewat event tersebut bisa menjadi wadah penghobi, penjual dan kolektor barang antik, untuk bertukar pendapat serta bertransaksi sehingga bisa menggerakkan perekonomian.
“Kami berharap event ini bisa menjadi ruang khusus bagi penyuka barang antik. Karena bila ada ruang tentu, bisa jadi tempat transaksi dan membuka peluang ekonomi kreatif. Semoga mereka semakin solid, untuk bisa meningkatkan perekonomian Kota Batu,” tandasnya. (Ananto Wibowo)