![](https://malang-post.com/wp-content/uploads/2023/07/WhatsApp-Image-2023-07-04-at-12.31.49-1.jpeg)
TAK ISTIRAHAT: Pemain-pemain Arema FC, usai dikalahkan Dewa United, langsung bertolak ke Pulau Bali. Untuk persiapan menghadapi Persib Bandung di Stadion Kapten I Wayan Dipta. (Foto: Arema Official Foto)
Malang Post – Pada Minggu (2/7/2023) kemarin, Arema FC dijamu Dewa United di Stadion Indomilk Arena, Tangerang, Banten. Skor akhir 1-0 (0-0) untuk kemenangan tuan rumah.
Usai kekalahan tersebut, anak asuh duet pelatih Joko ‘Gethuk’ Susilo dan I Putu Gede Swisantoso itu, langsung bertolak ke Bali.
Dijadwalkan pada Minggu (7/7/2023) mendatang, Arema FC harus menjamu Persib Bandung. Di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali. Kandang Singo Edan, di kompetisi Liga 1 musim 2023/2024 ini.
Arema FC musim ini, memang tidak bisa menggunakan Stadion Kanjuruhan. Homebase yang dipakai Arema sejak Liga Pertamina Divisi Satu pada 2004 lalu.
Pun Stadion Gajayana di Kota Malang, yang sudah didaftarkan sebagai homebase di Liga 1 musim 2023/2024 ini, juga belum bisa dipakai.
Salah satu stadion tertua di Indonesia itu, belum lolos verifikasi PSSI dan PT Liga Indonesia Baru. Harus dilakukan pembenahan di beberapa sektor. Sementara hingga saat ini, renovasi stadion belum juga dilakukan Pemkot Malang.
“Dari Tangerang, tim Arema langsung terbang menuju ke Pulau Bali. Kami harus siap-siap menjamu Persib Bandung,” kata Manajer Tim Arema FC, Wiebie Dwi Andriyas.
Ada jeda waktu sekitar sepekan untuk Arema bersiap menghadapi laga pekan kedua menjamu Persib Bandung.
Dan untuk persiapan tersebut, Arema FC memilih langsung dilakukan di Pulau Dewata. Tanpa harus kembali ke homeground di Kota Malang.
Wiebie menyebut, keputusan itu diambil demi alasan efisiensi waktu dan tenaga. Apalagi latihan bisa langsung dilakukan di Bali. Tanpa harus kembali ke Malang, untuk sekadar mempersiapkan diri.
“Waktunya mepet, makanya kita langsung ke Bali. Persiapan untuk laga selanjutnya melawan Persib, kita lakukan di Bali. Kita harus menang,” tandasnya.
Sementara itu saat Arema FC dijamu Dewa United, Minggu (2/7/2023) kemarin, ternyata juga dihadiri Aremania di Stadion Indomilk Arena. Hanya saja, Aremania datang sebagai penonton biasa. Tanpa mengenakan atribut.
Sekelompok Aremania dari Tangerang dan sekitarnya, datang ke stadion dan menyebar di sejumlah tribune. Mereka membaur di antara kelompok suporter tim tuan rumah, Anak Dewa.
Sayangnya, Aremania yang menyempatkan diri datang, harus menerima kenyataan pahit. Tim pujaannya harus pulang dengan tangan hampa. Di laga ini, Arema dikalahkan Dewa United 0-1 lewat gol Alex Martins.
“Kami datang ke stadion, masuk ke tribune dengan membeli tiket. Kami tidak memakai atribut dan berbaur dengan Anak Dewa. Yang nge-chant memberi dukungan kepada Arema itu, Anak Dewa. Bukan kami Aremania yang gak beratribut. Saya tahu sendiri,” kata salah seorang Aremania yang hadir, tapi gak mau disebutkan namanya itu.
Pelatih Arema, Joko ‘Gethuk’ Susilo berterimakasih kepada Aremania, yang hadir di Indomilk Arena, meski tak beratribut. Namun Coach Gethuk sedih, karena belum bisa memberikan kemenangan.
“Mereka pakai atribut sebenarnya, tapi dijaketi. Setelah pertandingan, mereka baru menunjukkan atributnya. Kami sangat terharu. Lama gak menemui situasi seperti itu. Kami bangga, karena masih ada Aremania yang datang memberikan dukungan penuh.”
“Sayang, sedihnya kami belum bisa membahagiakan mereka dengan kemenangan. Tapi mereka tetap memberikan motivasi kepada tim,” sebutnya.
Gethuk tak lupa pula untuk berterimakasih untuk Anak Dewa. Suporter Dewa United itu sempat melantunkan chant dukungan kepada Arema dan Aremania.
“Saya juga melihat suporter Dewa United sangat sportif. Mereka berempati kepada kita. Bagaimanapun situasinya, mereka juga memberikan motivasi kepada kami. Tentu kami berterima kasih dan mengapresiasi hal tersebut,” sambungnya.
“Semoga suporter-suporter lain juga dewasa seperti mereka. Ini hanya permainan, yang mendukung selama 90 menit. Bagaimana menang secara sportif, tapi kita gak bermusuhan setelah 90 menit, gak ada dendam dan rasa yang kurang baik,” demikian kata pelatih kelahiran Cepu ini. (Ra Indrata)