Malang Post – Sesuai jadwal, proses revitalisasi Pasar Induk Among Tani Kota Batu akan rampung bulan ini. Ribuan pedagang yang saat ini masih berada di tempat relokasi, di kawasan Stadion Brantas Kota Batu, bakal segera dipindahkan ke pasar induk yang punya tiga lantai itu.
Apalagi Pasar Induk Among Tani juga digadang-gadang menjadi pasar wisata terbesar yang beroperasi selama 24 jam. Karena itu, berbagai persiapan sebelum pasar itu dibuka perlu dilakukan.
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mendorong, agar peran perbankan turut dihadirkan di Pasar Induk Among Tani. Ini bertujuan untuk membantu para pedagang. Salah satunya melalui bantuan kemudahan akses pinjaman modal perbankan. Sehingga para pedagang tak sampai terjebak rentenir.
“Kemudahan akses seperti sudah dilakukan di sejumlah pasar lain. Karena itu, hal tersebut juga bisa diterapkan di Pasar Induk Among Tani,” katanya.
Dia menegaskan, dengan adanya kemudahan akses permodalan perbankan. Merupakan salah satu langkah ampuh untuk melindungi para pedagang agar tak sampai terjerat rentenir. Karena itu, Khofifah menyarankan agar nantinya Pasar Induk Among Tani Kota Batu, memiliki suatu tim untuk mempelajari mekanisme bantuan perbankan ke pedagang.
“Di pasar ini ada pedagang sayur yang beroperasi mulai pukul 12 malam sampai 5 pagi. Saya minta Bank Jatim memberikan bantuan permodalan. Dari mulai pukul 10 malam sampai pukul 10 pagi. Jadi sebelum mereka belanja, maka mereka bisa mengakses Bank Jatim untuk memberikan dukungan agar pedagang tidak terjerat rentiner,” tutur Khofifah.
Sementara itu, Direktur Keuangan, Treasury dan Global Services Bank Jatim, Edi Masrianto menyampaikan komitmennya untuk berkolaborasi dengan para pedagang. Dia mengungkapkan, saat ini jumlah nasabah Bank Jatim yang berasal dari pedagang Pasar Induk Among Tani sebanyak 80 persen. Potensi kolaborasi itu sangat mungkin dilakukan karena interkasi Bank Jatim dengan para pedagang sudah terjalin selama ini.
“Bank Jatim berpartisipasi untuk ikut mengembangkan ekonomi daerah. Apalagi tujuannya agar bisa mendirikan layanan kepada pedagang sehingga tidak terjerat rentenir. Kami pastikan Bank Jatim akan hadir. Buka mulai pukul 10 malam hingga 10 pagi juga bisa, tidak masalah. Tinggal mengatur shift kerja saja,” ujarnya.
Dia menyebutkan, berbagai maca jenis kemitraan sudah dilakukan oleh Bank Jatim dengan para pedagang selama ini. Mulai dari pembagian hasil hingga pembiayaan penuh oleh Bank Jatim. Dengan pengalaman tersebut, Edi cukup yakin bisa menjangkau para pedagang sesuai keinginan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
“Yang penting pasar ini bisa menjadi pasar besar, menjadi ikonnya Jawa Timur dan membawa manfaat bagi pedagang. Bukan hanya Batu dan Malang saja, tapi untuk Jawa Timur. Minimal ekonomi menengah ke bawah bisa terakomodir karena kualitas barang di pasar ini pasti terjamin. Di Kota Batu ini produk pertaniannya juga bagus,” tandasnya. (Ananto Wibowo)