Malang Post – PT Sekar Bumi Tbk, membukukan penjualan Rp 3,1 triliun tahun 2020. Naik 50 persen dari tahun sebelumnya. Keberhasilan emiten dengan kode perdagangan SKBM ini, tidak lepas dari strategi pemasaran ke luar negeri.
Presiden Direktur PT Sekar Bumi Tbk, Harry Lukmito menyampaikan. Di tengah-tengah pandemi Covid-19, semua sektor bisnis mengalami pelambatan penjualan. Namun pihaknya, masih mampu menjaga pertumbuhan market dengan baik terutama di pasar ekspor.
“Karena itu, meskipun saat ini masih pandemi covid, kami yakin. Tahun ini ada pertumbuhan minimal 15 pesen,” kata Harry Lukmito pada acara Public Expsoe secara virtual, Kamis (22/7/2021).
Dijelaskan. Optimisme tersebut, karena tahun 2020, pihaknya masih mampu meningkatkan kinerjanya. Padahal sudah ada pandemi. Ini terbukti, penjualan tahun lalu mencapai Rp 3,1 triliun. Naik 50,1 persen dibanding tahun 2019 yang sebesar Rp 2,1 triliun.
“Tahun lalu pencapaian penjualan kami bahkan 37 persen lebih tinggi dari target awal sebesar Rp 3,07 triliun,” ujarnya.
Sebab itu, pihaknya sangat optimis tahun ini penjualannya juga akan melebihi dari target. Data yang ada menyebutkan. Hingga kuartal pertama (Q1/2021), perusahaan dengan produk olahan hasil laut ini, mampu mencatat penjualan Rp 855,9 miliar. Naik 44 persen dari periode sama tahun lalu. Sebesar Rp 592,8 miliar.
Kondisi ini diperkirakan akan bertahan hingga akhir tahun. Sehingga target akan terlampui dengan baik. Pihaknya akan menerapkan langkah staregis seperti memperkuat pasar ekspor. Sebab, kontribusi pasar ekspor terhadap kinerja perseroan sangat besar. Yakni 97 persen. Sisanya berasal dari pasar lokal.
Pihaknya akan fokus menggarap pasar ekspor yang sudah ada (existing). Yakni ke Amerika, Asia dan Eropa. Namun, pengembangan pasar ekspor juga akan terus dilakukan. Sebab peluangnya masih terbuka lebar terutama untuk pasar ekspor udang.
“Kami fokus pada pasar ekspor terutama Amerika. Pasar Amerika kontribusinya terhadap ekspor kami mencapai 91 persen. Sisanya dari Asia dan Eropa yakni 4,8 dan 4 persen,” kata Harry Lukmito.
Sementara itu, Howard Ken Lukmito, Direktur SKBM menambahkan. Pasar lokal memang tidak terlalu besar kontribusinya terhadap kinerja perseroan. Namun begitu, pihaknya tetap menggarapnya terutama lewat pasar tradisional, e-commerce dan modern market.
Pihaknya juga terus melakukan strategi memperbanyak produk. Sehingga masyarakat punya banyak pilihan produk perseroan. Untuk menyesuaikan daya beli masyarakat yang menurun selama pandemi, pihaknya juga mengubah kemasan. Dari ukuran 500 gram menjadi 250 gram.
Ini menyesuaikan dengan buying power konsumen. Pasar lokal yang paling terdampak. Karena pandemi adalah Horeca. Turunnya sangat tajam. Maka pihaknya akan terus melakukan terobosan.
Memperkuat e-commerce dan traditional maket. Dia berharap, lewat terobosan yang dilakukan, kedepan pasar lokal juga akan tumbuh.
“Kami yakin. Dengan terobosan pasar lokal, penjualan kami tetap tumbuh. Kami juga akan belanja modal (Capex) tahun ini sebesar Rp 20 miliar. Untuk pengembangan pabrik di Jakarta dan Sidoarjo. Khususnya untuk cold storage,” tambah Howard. (yan)