Malang – Keberadaan pelatih jenius kelahiran Kerkrade, Belanda, 3 Desember 1924, Wiel Coerver pada kompetisi Galatama (Liga Sepak Bola Utama) musim 1980/1982, terbukti cemerlang bagi owner Niac Mitra, Agustinus Wenas.
Tak hanya untuk pertamakalinya, timnya menyabet gelar juara Galatama. Niac Mitra dengan gaya permainan total football dan ultra offensive yang diusung Wiel Coerver, juga mencatat rekor tersendiri. Klub terbanyak mencetak gol di Tanah Air, dalam 38 musim kompetisi. Sepanjang 41 tahun, yang belum terpecahkan.
Coach Wiel, demikian para pemain menyapanya, hadir menyingkirkan kandidat pelatih lainnya asal Belanda. Frans van Balcom dan Frans de Munck. Bahkan datangnya Coerver, memaksa M. Basri turun jabatan menjadi asisten pelatih.
Model sepak bola Coerver Method, benar-benar membuat pola main Niac Mitra menjadi ultra offensive di depan dan bak tembok tebal di belakang. Sulit ditembus lawan.
‘’Kunci sukses kami menjuarai Galatama 1980/1982 dan membuat rekor 102 gol, yang mungkin sangat sulit dipecahkan sampai kapan pun di Indonesia. Pertama, coach Wiel Coerver dan pemilik klub Om Wenas (Agustinus Wenas, Red.) menganggap kami semua ini bukan pemain. Tapi lebih sebagai anak-anaknya.’’
‘’Om Wenas geleng-geleng kepala. Melihat gaya permainan kami yang super ofensif. Sampai beliau memberikan sendiri julukan untuk kami. Pasukan Serbu. Sebab ketika kami kehilangan bola, langsung tancap gas cepat merebut lagi,’’ tutur Muhammad Zein Al Hadad, salah satu talenta muda Niac Mitra pada Galatama 1980/1982 tersebut, kepada Di’s Way Malang Post melalui pesan WA-nya.
Niac Mitra menjadi juara Galatama 1980/1982, dengan catatan fantastis dan sensasional. Mencetak 102 gol dalam 34 laga. Atau rata-rata tiga gol per laganya. Mereka hanya kebobolan 21 gol atau 0,61 gol per laga.
Rekor memasukkan gol yang teramat sulit didekati. Apalagi dilampaui dalam 38 musim kompetisi. Baik era Galatama (1979-1994), Liga Indonesia (1994-2007), Indonesia Super League (2008/2014) maupun era berikutnya. Termasuk Liga 1 2017-2019 bahkan 2020.
Bagaimana dengan produktivtas gol tim kebanggaan Arek Malang Raya, Arema FC? Sejarah mencatat, tim Singo Edan berada di urutan ke-10. Dengan mencatat 70 gol. Torehan itu terjadi saat masih menyandang nama Arema Indonesia. Pada ISL 2013 dan finis urutan kedua dalam 34 laga.
Dibawah head coach, Rahmad Darmawan, Arema ketika itu memilki trisula maut lini depan. Yakni Keith Jerome Kayamba Gumbs (Saint Kitts and Nevis) dan dua pemain yang kini telah menjadi WNI. Alvaro Gonzales Christian Gerard (Uruguay) dan Alberto Goncalves da Costa (Brasil). Mereka disokong lini kedua tak kalah agresifnya. Dendi Santoso, Reza Mustofa Ardiansyah, Irsyad Maulana dan Greg Junior Nwokolo (Nigeria).
Sementara untuk rekor memasukkan gol terbanyak kedua, diduduki Persipura Jayapura saat menjuarai ISL 2013. Dengan 82 gol (34 laga). Posisi ketiga, juga tim Mutiara Hitam usai naik podium juara ISL 2008/2009. Dalam 34 laga mencetak 81 gol.
Posisi keempat dan kelima, yang sama-sama mencetak 78 gol, yakni milik Pelita Jaya. Peringkat pertama Grup Barat, Liga Indonesia-Divisi Utama 1994/1995 (32 laga) dan Bali United ketika menjadi runner up Liga 1 2017 (34 laga).
Sosok Wiel Coerver sendiri, sebelum berlabuh ke Timnas Indonesia dan Niac Mitra, sukses membawa Feyenoord menjuarai Eredivisie 1973/1974 (Belanda) dan kampiun UEFA Europa League 1973/1974 itu. Dia juga membuat pemainnya, bak predator bagi lawan.
Niac Mitra saat mencatat rekor 102 gol, memiliki pemain-pemain luar biasa. Sebut saja kiper Purwono asal Mojokerto, kemudian Riono Asnan, Diana, Yudi Suryata dan duet maut 57 gol Syamsul Arifin (30 gol) dan Joko Malis (27 gol). Juga nama-nama pemain muda belia, Muhammad Zein Al Hadad dan Ferril Raymond Hattu.
‘’Rekor Niac Mitra menurut saya, memang akan sangat sulit dipecahkan oleh tim di Indonesia manapun. Bahkan ini menjadi rekor di level Asia. Memang luar biasa coach Wiel Coever dengan total football-nya ketika itu.’’
‘’Dimata saya, dia juga punya disiplin ketat. Bayangkan saja, H-1 pertandingan para pemain dan tim wajib istirahat untuk menyegarkan pikiran dan fisik sebelum pertandingan. Tidak seperti tim-tim saat ini. H-1 laga, masih ada sesi uji coba lapangan. H-1 laga semua bola, dia (Wiel Coerver, Red) simpan di kamarnya. Pemain tidak boleh melihat apalagi menyentuh bola. Harus fokus untuk istirahat dan pertandingaan besoknya. Itu cerita yang saya dengar dari para mantan pemainnya dulu,’’ ungkap Rahmad Darmawan, mantan pelatih Arema musim 2013. (act/rdt)
Rekor Tim Terbanyak Cetak Gol 1979-2019 //
1. Niac Mitra (juara Galatama 1988/1989, 34 laga, gol 102-21)
2. Persipura Jayapura (juara ISL 2013, 34 laga, gol 82-18)
3. Persipura Jayapura (juara ISL 2008/2009, 34 laga, gol 81-25)
4. Pelita Jaya (pertama Grup Barat LI 1994/1995, 32 laga, gol 78-25)
5. Bali United (ke-2 Liga 1 2017, 34 laga, gol 78-38)
6. Warna Agung (ke-5 Galatama 1988/1989, 34 laga, gol 74-30)
7. Persik Kediri (juara LI 2003, 38 laga, gol 72-32)
8. Persib Bandung (ke-4 ISL 2013, 34 laga, gol 72-43)
9. Sriwijaya FC (juara ISL 2011/2012, 34 laga, gol 71-31)
10. Arema Indonesia (ke-2 ISL 2013, 34 laga, gol 70-33)