Malang – Lereng hutan Semeru banyak menyimpan situs atau prasasti bersejarah. Sejarawan melihat letusan gunung Semeru, ancaman serius. Bagi situs Mandala Kukup di lereng gunung ini. Rakai Hino, arkeolog anggota Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Malang menjelaskan. Situs berada di Semeru sebelah Timur, Tenggara dan Selatan, Dari Dukuh Pasrujembe, Kabupaten Lumajang hingga AmpelgGading, Kabupaten Malang.
“Hingga kini, temuan prasasti yang sudah teridentifikasi sekitar 27 prasasti. Terdiri dua prasasti. Dari gunung Widodaren dan prasasti Gerba di lereng Semeru Selatan, 23 prasasti Pasrujambe lereng Semeru Tenggara,” tuturnya.
Prasasti itu, peninggalan mandala kadewaguruan atau tempat pembelajaran kuno yang sangat terkenal di masanya. Disebut sebagai Mandala Kukub, salah satu dari Caturbhasma Mandala. “Mandala Kukub sangat penting. Melihat letaknya langsung di lereng Semeru. Keutamaannya disebut dalam kitab Tantupanggelaran, dibanding mandala lain,” tambahnya.
Jurnal arkeologi edisi I Mei 2020. Tertulis prasasti-prasasti tersebut. Merupakan media pembelajaran kuno. Digunakan dalam sistem kelembagaan. Sebagai sarana menyampaikan ilmu pengetahuan di abad 15.
Maka sangat layak dilakukan pengamanan dan penyelamatan terhadap peninggalan bersejarah itu. “Terlebih didapati dua dari 27 prasasti yang sudah ditemukan. Hanya tinggal faximile dan bendanya sudah hilang entah kemana,” ujarnya.
Dia menduga, benda bersejarah itu, telah diperjualbelikan. Karena ukurannya mudah dipindahkan. Dia berharap, Pemda atau Pusat Bidang Kebudayaan lebih memperhatikan peninggalan sejarah di lereng Semeru. Apalagi sedang aktif dan mengeluarkan abu panas yang dapat mengubur cagar budaya.
Harapannya, tidak hanya Pemerintah. Tapi masyarakat harus menjaga prasasti atau cagar budaya di sekitar Semeru. Karena menjadi pusat pendidikan terpenting di masanya. Banyak meninggalkan catatan sejarah yang sangat berharga.
“Mandala Kukub adalah simbol majunya pendidikan di Jawa Timur saat itu. Sangat miris, jika khalayak tidak mengetahui. Terlebih jika hilang terkubur lahar. Atau bahkan dijarah orang dan dijual di pasar gelap,” tuturnya. (roz/jan)