Surabaya – Kasus penyebaran Covid-19 secara nasional mengalami penambahan cukup signifikan. Ini mengakibatkan BOR (Bed Occupancy Rate) Rumah sakit di Jatim, atau persentase tempat tidur terisi dalam periode tertentu, mengalami peningkatan. Dari yang sebelumnya 35 persen hingga 45 persen pada Oktober, menjadi 60 persen hingga 70 persen di Bulan Desember.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa bergerak cepat bersama Gugus Tugas Kuratif Covid-19 dan Dinkes Jatim, untuk meningkatkan kapasitas bed isolasi. Salah satunya, dengan menyiapkan 18 rumah sakit rujukan baru dan RS Darurat di Surabaya, Malang dan Jember. Dengan penambahan RS ini diharapkan mampu merelaksasi beban RS di Jawa Timur.
‘’Kami ingin memastikan masyarakat mendapatkan pelayanan terbaik dalam pandemi Covid-19 ini. Kami berkomitmen memastikan kapasitas bed isolasi yang cukup dengan menambah 18 RS rujukan Covid-19 di Jatim. Ini untuk memberikan pelayanan bagi pasien Covid-19 dengan gejala sedang dan berat,’’ kata Khofifah.
Penambahan RS rujukan tersebut, lanjut Khofifah, maka jumlah RS rujukan Covid-19 di Jawa Timur menjadi 145 RS. Angka ini lebih dari tiga kali lipat jumlah RS rujukan Covid-19 di bulan Maret, yang hanya ada 44 RS rujukan.
Dijelaskan, kapasitas dalam 145 RS rujukan Covid-19 ini, terdapat isolasi tekanan negatif dengan ventilator sebanyak 311 bed, isolasi tekanan negatif biasa sebanyak 2.416 bed, isolasi biasa sebanyak 2.966 bed dan pengembangan 753 bed.
Sedangkan untuk mengatasi kasus Covid-19 tanpa gejala dan gejala ringan, Jatim juga mempersiapkan format RS Darurat Lapangan, yang telah terbukti sangat efektif dengan nol angka kematian.
Untuk di Malang, RS Darurat Lapangan ditempatkan Polkesma di Jalan Ijen Boulevard. Sedangkan di Jember, RS Paru Jember disiapkan sebagai RS khusus melayani pasien Covid – 19.
Sehingga total tambahan bed di RS Darurat mencapai 555 bed, yakni 150 di RS Darurat Lapangan Indrapura, 306 bed di RS Darurat Lapangan Idjen Boulevard dan 99 bed di RS Paru Jember. Maka jumlah bed isolasi di Jawa Timur mencapai 7.001 bed baik di RS Darurat Lapangan maupun di RS Rujukan COVID-19.
Meski kapasitas bed isolasi di RS rujukan telah ditambah, Khofifah berharap supaya masyarakat semakin meningkatkan kepatuhan terhadap protokol kesehatan. Mengingat penerapan protokol kesehatan yang ketat terbukti sangat efektif.
‘’Saya menghimbau kepada masyarakat Jawa Timur untuk memperketat protokol kesehatan. Meski kapasitas rumah sakit kita cukupi, namun saya berharap dengan mematuhi protokol kesehatan yang baik, masyarakat tidak tertular Covid-19 sehingga tidak perlu sampai masuk rumah sakit,’’ tutup Khofifah. (azt/rdt)