Malang – Legenda hidup mantan penyerang Arema FC, Joko ‘Gethuk’ Susilo, era Liga Indonesia Divisi Utama 1998 hingga 2003 menyebut, dalam 31 musim keikutsertaan tim Singo Edan, dalam kompetisi di Tanah Air, lebih familiar dengan pakem 4-2-3-1. Selain karena lebih pas dengan karakter keras dan ngeyel tim Arema, ia menilai formasi 4-2-3-1 dalam era 1987 hingga 2000, nyaris sempurna dengan tipikal main tim ini.
‘’Saya melihat 4-2-3-1 ini pada eranya, merupakan sistem terpopuler di Indonesia. Karena relatif sangat mudah bagi pelatih dan diterapkan di lapangan oleh pemain. Itu yang mencolok terlihat pada Arema 1987 hingga 2000. Didukung dengan tipikal dan karakter keras dan ngeyel ala tim Arema. Ya sudah, pas sekali.’’
‘’Tapi pola itu sudah tidak lagi terlihat di Arema pasca tahun 2000. Terkadang mungkin pelatih juga tidak mau ambil risiko pakem yang dia bawa atau anut diubah. Sebetulnya untuk Arema, bisa tetap pertahankan pola itu. Saya tahun 2018, kembali menggunakan itu (4-2-3-1,red) kombinasi 4-3-3,’’ jelas Joko Susilo, kepada DI’s Way Malang Post.
Perubahan pakem bermain di tim Arema selepas musim 2000, menurut pelatih kepala Persik Kediri musim 2020 ini, tak lepas dari imbas sistem sepak bola modern saat ini. Yang jauh lebih banyak dan populer sengan flexible system. Dalam arti, bisa berubah sewaktu-waktu. Mengikuti situasi dan taktik tim.
Meski dirinya menilai, tim Singo Edan akan jauh lebih impresif dalam menyerang dan bertahan, dengan empat pemain belakang. Dua center back dan dua full back kanan-kiri. Dua pemain tengah sebagai gelandang. Serta tiga pemain depan dengan satu gelandang serang dan dua sayap kanan-kiri dan satu striker tunggal.
Alumni AFC Professional Diploma Coaching Certificate Course atau AFC Pro-Diploma, 10 April 2019 tersebut, mereka-reka komposisi terbaik versinya, untuk starting lineup XI. Termasuk 11 pemain cadangan dari masa ke masa, keikutsertaan Arema FC dalam 31 musim kompetisi. Sejak berdiri pada11 Agustus 1987.
Pelatih kelahiran Cepu (Jawa Tengah), 9 Desember 1970 itu membeberkan, 11 pilihan pemain terbaik. Sejak kompetisi Galatama VIII 1987/1988 hingga Liga 1 2020 dalam skema pola 4-2-3-1.
Di bawah mistar gawang, Kurnia Meiga Hermanyah (2009-2017), diapit dua center back Claudio de Jesus (Brazil 2004-2006) dan Pierre Njanka Beyaka (Kamerun ISL 2009-2011). Serta bek kiri Aji Santoso (1987-1996, 2003) dan bek kanan Kuncoro (1991-1996, 2001).
Kemudian dua gelandang bertahan, alumni Timnas PSSI Garuda I Puji Purnawan (1987-1994) dan Dominggus Nowenik (1987-1995).
Dua sayap kiri-kanan Mahdi Haris (1987-1994) dan Thierry Gathuessi (Perancis 2012-2014). Serta didukung penyerang lubang, Makan Konate (Mali 2017-2019). Satu penyerang murni bertipe big man Cristian Gerard Alvaro Gonzales (Uruguay-Indonesia 2013-2017).
Barisan cadangan ada kiper Donny Lattuperisa (1987-1994), dua bek tengah Juan Manuel Rodrigo Rubio (Chile 1995-2000) dan Siswantoro (1996-1999).
Bek kanan Khusnul Yuli Kurniawan (1999-2002, 2011-2012) dan gelandang bertahan yang bisa bermain di posisi bek kiri, Stepanus Korwa (1987-1993). Serta lini tengah ada Hendro Siswanto (2011-2020), Joao Carlos Quinto Dos Santos (Brazil 2003-2000), dan Roman Chmelo (Slovakia 2009-2012). Lini penyerangan, Joko Gethuk memasukan tiga nama Mecky Tata (1987-1998), Singgih Pitono (1989-1996) dan Mohd. Noh Alam Shah (Singapura 2009-2011).
‘’Ya sementara ini, 22 pemain itulah yang di mata saya terbaik sepanjang masa di Arema. Tanpa bermaksud mengesampingkan nama-nama lainnya. Pola 4-2-3-1 ala Arema, saya pikir memiliki pertahanan yang sulit ditembus. Karena juga didukung materi yang solid di lini lainnya. Dengan serangan lebih bervariasi,’’ imbuh Joko. (act/rdt)
Komposisi Arema FC 1987-2020 ala Joko ‘Gethuk’ Susilo
Formasi 4-2-3-1
Kurnia Meiga Hermanyah (kiper 2009-2017)
Aji Santoso (1987-1996, 2003)
Claudio de Jesus (Brazil 2004-2006)
Pierre Njanka Beyaka (Kamerun ISL 2009-2011)
Kuncoro (1991-1996, 2001)
Puji Purnawan (1987-1994)
Dominggus Nowenik (1987-1995)
Mahdi Haris 1987/1988 1989-1990 1990-1992 1993-1994
Makan Konate (Mali 2017-2019)
Thierry Gathuessi (Perancis 2012-2014)
Cristian Gerard Alvaro Gonzales (Uruguay-Indonesia 2013-2017)
Cadangan :
Donny Lattuperisa (kiper 1987-1994)
Juan Manuel Rodrigo Rubio (Chile 1995-2000)
Siswantoro (1996-1999)
Khusnul Yuli Kurniawan (1999-2002, 2011-2012)
Hendro Siswanto (2011-2020)
Stepanus Korwa (1987-1993)
Joao Carlos Quinto Dos Santos (Brazil 2003-2000)
Roman Chmelo (Slovakia 2009-2012)
Mecky Tata (1987-1998)
Singgih Pitono (1989-1996)
Mohd. Noh Alam Shah (Singapura 2009-2011)
BIODATA :
Nama : Joko Susilo
Panggilan : Gethuk
Lahir : Cepu (Jawa Tengah), 9 Desember 1970
Postur : 167 cm
Lisensi kepelatihan : AFC Professional Diploma Coaching Certificate Course 10 April 2019
Alamat : Jalan Kapi Mantasti 6 No 5 Sawojajar, Kota Malang
Istri : Tati S
Anak : Roista Reistifar Susilo, Safa Ayu Susilo, dan Cesa Marwa Susilo.
Karir pemain :
1998-2003 Arema Malang
1997-1998 Persija Jakarta
1996-1997 PSM Makassar
1992-1995 Arema Malang
1990-1992 Mitra Surabaya
1989-1990 Niac Mitra
1988-1989 PPSM Magelang
1987-1988 Persibo Bojonegoro
1986-1987 Persikaba Blora
1985 PS Cepu Putra
Karir kepelatihan
2020 Instruktur kepelatihan PSSI (asisten)
2020 Persik Kediri (direktur teknis)
2020 Persik Kediri (pelatih kepala)
2019 Timnas Indonesia senior (asisten pelatih)
2018-2019 Akademi Arema FC (pealtih kepala)
2017-2018 Arema FC (pelatih kepala)
2008-2017 Arema FC (asisten pelatih)
2007-2008 Arema Malang U-17 (pelatih kepala duet Setyo Budiarto)
2004-2006 Akademi Arema (pelatih kepala)