270 bonsai pilihan beradu saing dalam pameran di Rest Area Bululawang, Kabupaten Malang. Sebelum tampil, bonsai dari berbagai daerah di Indonesia ini terlebih dulu dikonteskan dan dilakukan penjurian. Pameran ini menjadi yang pertama digelar di Kabupaten Malang. Pesertanya tidak hanya dari Malang Raya, tetapi juga ada dari beberapa daerah dari Kalimantan, Bali dan Sumatra. “Itu yang datang bonsainya saja, dikirim lewat paket, orangnya tidak ikut,” ujar panitia penyelenggara, Puguh Wahyudi.
Nantinya akan ada 10 besar yang mendapatkan tropy dan sertifikat. Beberapa penilaian yang dilakukan berdasarkan bentuk, umur, keserasian dengan potnya. “Lebih tua, bonsai itu lebih bagus. Ini bukan berdasarkan ukuran. Pohon apa saja bebas. Cuma satu kelas, regional,” terangnya. Pada kontes bonsai pada umumnya, ada empat kelas yang dipertandingkan. Diawali dari kelas prospek, regional, madya, dan utama. Sementara dalam kontes ini, kelasnya adalah regional.
“Prospek ini yang masih bahan saja. Regional setengah jadi. Madya itu yang baik sekali bisa dapat sertifikat untuk ikut utama. Nanti yang mendapat penilaian bagus dalam kontes ini, akan bisa mengikuti kelas madya, begitu juga selanjutnya,” ucapnya.
Pada pagelaran pameran bonsai itu, penyelenggara tidak lupa menerapkan protokol kesehatan. Pengunjung pameran dibatasi maksimal 20 orang. “Demi kesehatan dan keamanan. Biar nggak berjubel di dalam, juga demi keamanan bonsai itu sendiri,” tukas Puguh. Selain itu, bonsai yang dipamerkan juga akan dilelang. Sementara hasilnya akan disumbangkan untuk penanganan Covid-19.
“Karena kalau kita sumbangkan uang cash mungkin bisa berfikir dua kali. Tetapi kalau dari hasil penjualan bonsai, hasilnya lebih besar, dan kapan lagi kita bisa berkontribusi. Selain itu juga untuk membantu petani bonsai Kabupaten Malang yang masih belum terangkat,” pungkasnya. (rzk-ekn)