
Malang Post – Kecelakaan tunggal hingga menyebabkan dua korban tercebur ke saluran dan ditemukan meninggal dunia ternyata sempat mengalami kerancuan identitas. Ini disebabkan karena dua korban tersebut masih berusia dibawah umur dan belum memiliki kartu identitas (KTP).
Kasatlantas Polres Batu, AKP Lya Ambarwati menyatakan, apabila identitas kedua korban sempat terjadi kerancuan. Dimana identitas pelajar yang mengalami kecelakaan menabrak dinding pembatas jalan itu merupakan dua orang perempuan.
“Namun setelah dua korban ditemukan di sungai Jalan Melati, Desa Pesanggrahan. Muncul isu jika jumlah korban kecelakaan ada tiga orang,” beber Lya, Senin, (27/2).
Munculnya isu jika terdapat tiga korban jiwa dalam kecelakaan tunggal itu, disebabkan saat petugas melakukan evakuasi dan menemukan satu korban. Kemudian korban pertama itu diklaim bernama Bawon Tri Ayu (14), seorang pelajar asal Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo, Kota Batu.
Lya mengungkapkan, bahkan korban yang diklaim bernama Bawon Tri Ayu sempat dijenguk oleh pihak keluarganya. Dimana pihak keluarga juga mengeklaim jika korban pertama itu memang putrinya.
Namun ternyata, setelah dilakukan identifikasi dengan detail, korban yang ditemukan pertama itu bernama Hilwa Agustin. Dimungkinkan, salahnya proses identifikasi itu karena pihak keluarga masih syok. Sehingga kurang teliti saat melihat ciri-ciri korban.
“Ternyata korban pertama yang ditemukan itu bernama Hilwa Agustin dan dijemput oleh keluarga korban Bawon Tri Ayu. Sedangkan korban Bawon Teu Ayu, dijemput oleh keluarga Hilwa Agustin. Sehingga dalam peristiwa itu sempat terjadi salah klaim identifikasi,” beber Lya.
Lya menuturkan, saat awal proses identifikasi sempat terjadi kebingungan. Sebab pihak keluarga korban yang diduga Hilwa Agustin, ciri-ciri tidak identik pihak keluarga Bawon Tri Ayu. Sebaliknya, pihak keluarga Hilwa Agustin mengeklaim jika itu bukan putrinya. Karena tidak ada ciri-ciri yang melekat pada tubuh korban.
“Intinya kedua keluarga korban salah klaim identitas. Meski begitu, keduanya masih bertetangga. Kami juga memastikan, korban kecelakaan tersebut hanya dua orang, bukan tiga orang,” tuturnya.
Berdasarkan hasil identifikasi medis dua korban itu bernama Bawon Tri Ayu (14). Setelah ditemukan korban langsung dibawa ke RS Bhayangkara Karsa Husada. Kemudian korban kedua bernama Hilwa Davina Agustina (14), setelah ditemukan, korban dibawa ke RS Ety Asharto.
Dalam peristiwa kecelakaan tersebut, korban menggunakan kendaraan jenis Honda Beat berwarna hitam bernopol N 5159 KD. Akibat peristiwa tersebut kendaraan mengalami rusak parah di bagian depan.
Kecelakaan tunggal kendaraan roda dua yang menewaskan pengemudi dan penumpang yang diboncengnya itu terjadi di Jalan Melati, Desa Pesanggrahan, Kota Batu, Minggu, (26/2) malam.
Karena kerancuan identitas tersebut, petugas gabungan antara BPBD Kota Batu, Damkarmat, TNI-Polri dan petugas gabungan lainnya sempat melakukan pencarian susulan. Karena sempat beredar kabar jika jumlah korban tiga orang. Namun pada Senin, (27/2) pagi, petugas gabungan itu telah berhenti melakukan penyisiran dan memastikan jumlah korban hanya dua orang.
Kemudian pada Senin siangnya, kedua korban jiwa itu telah dimakamkan di pemakaman umum desa setempat. Dimakamkan di liang lahat yang berdampingan. Puluhan rekan sejawat disekolah turut mengantar ke peristirahatan terakhir.
Juga Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai turut melayat ke rumah duka. Dirinya menyampaikan rasa belasungkawa sebesar-besarnya kepada keluarga korban. Dia juga meminta kepada BPBD Kota Batu untuk memastikan penyebab kecelakaan tersebut.
“Kami minta BPBD untuk memastikan kecelakaan itu. Karena faktor jalan berlubang atau faktor lain,” ujarnya.
Lebih lanjut, perihal usia kedua korban yang masih dibawah umur. Aries mengaku jika dirinya sangat terpukul dan prihatin akibat peristiwa tersebut. Karena masih dibawah umur dan berstatus pelajar, seharusnya keduanya belum diperbolehkan mengendarai sepeda motor.
“Saya pesan kepada wali murid, agar menasehati putra-putrinya untuk tidak mengendarai kendaraan bermotor jika belum berusia 17 tahun dan punya SIM. Apalagi Kota Batu ini kontur jalannya pegunungan, sehingga sangat berbahaya jika tidak berhati-hati,” tutupnya. (Ananto Wibowo)