Malang Post – Pemerintah Republik Indonesia telah lama mendorong penggunaan energi terbarukan. Namun kenyataannya, masih banyak masyarakat yang menggunakan energi primer. Seperti minyak bumi dan batu bara.
Melihat hal itu, munculah ide brilian dari tim Pengabdian Masyarakat Oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mitra dosen. Mereka merancang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) pada Agustus 2021.
Uniknya, gagasan energi terbarukan ini diimplementasikan di masjid. Tepatnya di Masjid KH Ahmad Dahlan, Karangploso (Karlos) Kabupaten Malang.
Damas Yudha Muzakki, salah satu anggota tim mengatakan. Bahwa sebagian besar masjid di Indonesia masih bergantung pada listrik dari PLN.
Begitu pun dengan masjid dan gedung Taman Pendidikan Quran (TPQ) Aisyiyah serta tempat pengasuhan anak di lokasi tersebut.
“Paling tidak, penggunaan PLTS ini bisa mengurangi penggunaan listrik yang biasa masjid gunakan,” imbuhnya.
Damas, panggilan akrabnya menerangkan bahwa PLTS yang digagas memiliki empat panel surya. Ditambah dengan satu inverter serta satu baterai yang terpasang.
Dijelaskan oleh Damas, PLTS tersebut mampu menghasilkan daya listrik sebesar 800 watt. Jumlah ini dirasa mampu memasok kebutuhan listrik untuk alat elektronik yang ada di ketiga gedung tersebut.
“Perancangan PLTS ini memakan biaya yang lumayan besar. Alhamdulillah kami mendapatkan sebagian besar biayanya melalui program dari UMM,” tuturnya melanjutkan.
Saat acara serah terima, Sugiyanto selaku ketua takmir masjid KH Ahmad Dahlan berterimakasih kepada mahasiswa UMM yang telah memasang PLTS. Dengan inovasi ini, pihak masjid bisa menghemat biaya tagihan listrik tiap bulannya.
“Tentu sangat membantu dan dapat menekan biaya listrik. Semoga masjid kami ini bisa menginspirasi masjid yang ada di wilayah lain, khususnya Malang,” ujar Sugiyanto.
Selain PLTS, tim pengabdian mahasiswa tersebut juga memasang Smart Breaker otomatis. Dengan adanya fitur ini, lampu yang ada di tiga gedung tersebut dapat dihidupkan secara otomatis melalui aplikasi smart home.
Hal ini juga akan berkontribusi membantu menekan biaya listrik yang biasa dikeluarkan oleh pihak masjid. Bahkan mereka juga memasang CCTV sebagai bentuk preventif jika ada kejahatan terjadi.
Damas tidak sendiri dalam merumuskan ide dan pengabdiannya. Ia ditemani Ahmad Nawawi, Yuslih Ariawan, Firmansyah dan Amir Ma’sum.
Novendra Setyawan ST MT selaku dosen pembimbing berharap, inovasi PLTS ini mampu memberikan motivasi bagi masyarakat luas. Utamanya daerah Karangploso. Ia juga ingin agar para warga sadar akan kondisi bumi saat ini.
“Kami berharap ke depannya, energi alternatif semacam ini bisa lebih menopang kebutuhan energi yang ada di Indonesia,” pungkasnya. (M Abd Rahman Rozzi-Januar Triwahyudi)