
Kegiatan mahasiswa UB dan warga Desa Desa Tawangsari Pujon Kabupaten Malang saat belajar membatik
Malang Post – Sejumlah mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) tergabung dalam Program Pengembangan Pemberdayaan Desa (P3D). Membantu masyarakat Desa Tawangsari Pujon lewat batik. Untuk menciptakan mata pencaharian baru dan mewujudkan masyarakat berbudaya lingkungan.
Ketua tim Herlin Sri Wahyuni menjelaskan Desa Tawangsari Pujon dipilih sebagai lokasi pemberdayaan masyarakat. Karena merupakan salah satu desa 3T (Terluar, Terdepan, Tertinggal).
Namun, memiliki banyak aspek potensi sumber daya alam dan manusianya namun belum optimal dalam memanfaatkan potensi tersebut.
Dalam kegiatan tersebut, kelompok mahasiswa yang juga tergabung dalam Eksekutif Mahasiswa (EM UB) ini, membantu masyarakat Desa Tawangsari lewat pendampingan produksi dan pemasaran batik.
Branding produk batik “Djojo De Sari” (Jaya Desa Tawangsari), pembuatan batik cap serta pengelolaan limbah batik. Agar tidak mencemari lingkungan.
Sebagai upaya menjaga kelestarian lingkungan. Dalam mewujudkan masyarakat Desa Tawangsari berbudaya lingkungan atau menerapkan gaya hidup nol sampah (zero waste life).
Herlin menambahkan pada bulan Juli lalu, tim sudah mulai melakukan koordinasi secara online antara dospem dan masyarakat Desa Tawangsari. Untuk pemasaran secara konvensional dan digital marketing.
Salah satu warga Desa Tawangsari Pujon Arwati (40) mengatakan. Pelatihan membatik merupakan kegiatan yang sangat bagus.
Melalui pelatihan membatik bisa menambah kemampuan masyarakat Desa Tawangsari. Khususnya ibu-ibu yang tergabung dalam komunitas membatik. Kemampuan membatiknya jadi lebih meningkat karena dilatih oleh pembuat batiknya langsung.
“Selain itu kami juga mendapatkan materi tambahan berupa pengetahuan pemasaran sehingga kita bisa tau. Bagaimana menjual batik baik secara online seperti sosial media dan offline atau secara langsung,” kata Arwati.
P3D merupakan pengembangan lanjutan dari kegiatan Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) terpilih yang sudah dilaksanakan tahun sebelumnya.
Dalam rangka mewujudkan sumberdaya manusia yang berkarakter unggul, budaya akademik, kolaboratif dan kompetitif. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, memberi kesempatan pada para mahasiswa untuk melakukan Program Pengembangan Pemberdayaan Desa (P3D).
Sebagai pengembangan lanjutan dari kegiatan Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) terpilih yang sudah dilaksanakan oleh mahasiswa penerima PHP2D tahun sebelumnya.
Program diikuti oleh Herlin bersama Alfin Maharani (FIA 2019), Farida Iliyuni (FEB 2019), Risma Nadiyah (Fmipa 2019), Zumrotul Kurnia (FTP 2018), Julyan Aditia (FH 2018), Aditya Kahfi (Filkom 2017), Dewa Sukma TA (FPIK 2019), Satria Panaraga (Fisip 2019) dan M. Rizky Kurniawan (FIA 2019).
Bahkan telah mendapatkan pendanaan dari Kemdikbud sebesar Rp 50.000.000. Melalui program tersebut Herlin berharap bisa menjadi wadah pengembangan diri mahasiswa. Dalam meningkatkan kepeduliannya. Agar lebih berdampak kepada masyarakat melalui sebuah bentuk pengabdian. (yan)