Malang Post – Sektor ekonomi-pangan Kab/Kota Malang belakangan makin marak. Pertumbuhannya makin meningkat. Salah satunya biasa dilihat dari terus bertambahnya warung, kedai dan kafé kopi.
Tempat kopian di Malang sudah begitu menjamur. Masing-masing memiliki ciri khas dan target pasar yang berbeda-beda.
Bagi para pecinta kopi. Setiap jenis kopi memiliki cita rasa yang unik dan sangat beragam. Ini dipengaruhi banyak faktor. Seperti letak geografis kebun kopi, perbedaan proses dan treatment yang diberikan pada saat pengolahan kopi.
Proses roasting atau penyangraian. Memiliki andil yang cukup besar. Agar bisa menghasilkan minuman kopi yang berkualitas.
Tahap ini juga dapat mempengaruhi penilaian mutu kopi. Pada saat cupping test (teknik untuk mengevaluasi karakteristik yang berbeda dari biji kopi tertentu).
Disisi lain, cupping test merupakan tahapan yang sangat krusial. Sebelum biji kopi siap untuk dipasarkan.
Sayangnya, tahap ini membutuhkan waktu lama. Hanya bias dilakukan oleh panelis professional. Sedangkan jumlah dari panelis profesional di Indonesia masih sangat terbatas.
Solusi permasalahan tersebut pun diciptakan. Adalah lima mahasiswa Universitas Brawijaya (UB). Arini Robbil Izzati Ulinnuha (FTP). Muhammad Alfin Bahtiar (FT). Afid Nauri Rahman (FTP). Ilham Rhamadan (FTP) dan Risqita Cahyaning Wulansari (FTP).
Dibimbing dosen FTP, Zaqlul Iqbal STP M.Si. Mereka berinovasi. Menciptakan suatu treatment yang bisa membantu proses cupping test. Sehingga dapat berlangsung lebih cepat dan dapat dilakukan oleh siapapun.
Instrument ini berbentuk cangkir. Unik, kompak, praktis, bersifat portabel bernama CREATOR (Coffee Grade Detector). Menggunakan teknologi C12880MA MEMS sensor.
“Creator, sebutan dari instrumen yang kami buat. Memiliki prinsip kerja yang sama dengan alat UV/Vis spectrometer. Memanfaatkan nilai absorbansi dari panjang gelombang yang didapatkan, untuk dianalisa menggunakan analisis multivariat,” kata Arini.
“Instrumen ini sudah teruji. Memiliki kemampuan untuk mengklasifikasikan berbagai level roasting pada kopi. Kemampuan luar biasa pada instrument ini. Masih akan terus dikembangkan. Harapan suatu saat. Proses cupping test yang konvensional dapat diperbarui dengan teknologi modern yang lebih efisien ini,” kata dosen pembimbing Iqbal.
Riset ini telah berlangsung sejak Mei 2021. Berhasil menyabet penghargaan: The Winner of Outstanding Paper, Dean Award.
Pada ajang: International Conference on Green Agro-Industry and Bioeconomy (ICGAB). Presentasi Creator ini diberi judul: The Performance of C12880MA MEMS Sensor to Classify Roasting Level of Coffee Bean, 6-7 Juli 2021.
ICGAB merupakan event tahunan. Diselenggarakan Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya.
Sebagai salah satu branding dalam rangka memfasilitasi para peneliti dari dalam negeri maupun luar negeri. Untuk memaparkan hasil risetnya dan melakukan publikasi karya ilmiah melalui AFFSAE Journal dan IOP Conference Series. (yan)