Malang Post – Berbagai inovasi terkait pencegahan sebaran pendemi Covid dilakukan. Kali datang dari tim mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Tercipta layanan uang elektronik. Diberi nama: Wangsaku.
Manfaat inovasi mereka ini teruji. Buktinya masuk dalam kompetisi Pekan Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K). Bahkan lolos tahap pendanaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) pada Mei lalu.
Disampaikan melalui Humas UMM, Selasa (3/8/2021). Mewakili timnya, Tanthowi Jauhari. Ia mengatakan. Ide pembuatan layanan pembayaran virtual ini, berawal dari kegelisahan mereka.
Terkait tingginya kasus penularan Covid-19. Terutama mereka yang masih di usia anak. Terhitung dari Januari sampai Maret 2021, sebanyak 120.000 kasus anak yang tertular virus tersebut.
“Kami khawatir nantinya. Saat sekolah kembali dibuka, angkanya akan semakin naik. Karena kontak fisik semakin banyak. Sehingga membentuk klaster penularan baru,” ujar Tanthowi Jauhari.
“Karena hal itu. Kami berinovasi. Untuk mengganti penggunaan uang tunai dengan uang elektronik di lingkungan sekolah,” terang mahasiswa Prodi Informatika tersebut.
Antho, sapaan akrabnya menerangkan. Teknologi Wangsaku akan ditanamkan pada gelang sebagai media transaksinya.
Gelang ini dilengkapi dengan teknologi Near Field Communication (NFC). Akan memudahkan anak saat membeli sesuatu. Tanpa harus melakukan kontak fisik.
“Selain berfungsi sebagai media transaksi keuangan, gelang ini juga bisa digunakan sebagai parental controlling. Karena struk belanja anak akan dikirim ke orang tua,” ujar Antho.
Sampai saat ini Antho dan tim, telah merampungkan pembuatan aplikasi Wangsaku. Dalam waktu dekat, akan melakukan uji coba.
Mengambil tempat di salah satu sekolah Muhammadiyah di Malang. Ia membeberkan. Kendala tersulit dalam pembuatan Wangsaku, adalah proses penyusunan database.
“Kami harus menghubungkan proses layanan di kasir kantin dengan aplikasi Wangsaku. Itu cukup rumit bagi kami,” kata mahasiswa kelahiran Lombok ini.
Proses pembuatan Wangsaku, Antho ditemani Andhika Dwi Aditya, Lale Wiega Arifah Chopsah dan Alif Syifa Arsyila dari Prodi Informatika. Juga Permaisuri Fatimah Azzahra dari Prodi Akuntansi.
Antho berharap dengan adanya Wangsaku, akan meminimalisir kontak anak-anak dengan benda. Hingga bisa mencegah proses penularan Covid di sekolah nantinya.
“Saya berharap teknologi ini dapat diterima banyak kalangan. Bermanfaat bagi masyarakat. Semoga Wangsaku juga bisa terus dikembangkan. Agar dapat memberikan dampak yang lebih dari ini,” pungkasya. (yan)