MALANG POST – Tidak semua orang siap meninggalkan rutinitas kerja dan status sosial yang telah dijalani puluhan tahun. Karena itu, Pemkot Batu tak ingin melepas para aparatur sipil negara (ASN) yang akan pensiun begitu saja.
Karena itu, sekitar 100-an ASN calon purna tugas tahun 2026 mengikuti kegiatan Pemantapan Persiapan Pensiun (PPP) yang digelar di Hotel Aston Inn Kota Batu. Mereka dibekali secara mental, psikologis dan sosial agar tetap bahagia meski sudah tak lagi berkantor setiap pagi.
Mengusung tema “Purna SAE: Sehat, Aktif dan Energi,” kegiatan ini menjadi wadah pembekalan sekaligus motivasi agar masa pensiun bukan sekadar akhir perjalanan karier, tetapi awal kehidupan baru yang tetap produktif dan bermakna.
Wali Kota Batu, Nurochman menegaskan, pentingnya kesiapan mental bagi para ASN yang akan purna tugas. Menurutnya, pensiun bukan berarti berhenti mengabdi, melainkan berganti cara berkontribusi bagi masyarakat.
“Yang perlu disiapkan bukan hanya materi, tapi juga mental. Jangan sampai kita terkena post power syndrome,” ujar Cak Nur, sapaan akrabnya, Selasa (4/11/2025).
Ia menjelaskan, post power syndrome adalah kondisi psikologis yang sering dialami seseorang setelah kehilangan jabatan atau kekuasaan. Gejalanya bisa berupa rasa hampa, kesepian, atau kehilangan arah hidup.

BEKALI: Wali Kota Batu, Nurochman saat menjadi pemateri dalam kegiatan Pemantapan Persiapan Pensiun ASN Pemkot Batu. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
“Ketika tidak lagi menjabat, tetaplah bahagia tanpa kehilangan jati diri. Pengabdian panjenengan selama ini adalah amal kebaikan yang luar biasa. Sekarang saatnya menikmati hasilnya dengan tetap menebar manfaat,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Wali Kota juga memberikan apresiasi tinggi atas dedikasi para ASN selama bertahun-tahun membangun Kota Batu. Ia berharap semangat membangun daerah yang SAE terus menyala meski mereka sudah tidak aktif lagi di birokrasi.
“Tidak semua orang diberi kesempatan untuk berbuat baik lewat pengabdian di pemerintahan. Maka, masa pensiun ini seharusnya menjadi momen refleksi dan rasa syukur,” katanya.
Selain soal mental dan semangat pengabdian, Cak Nur juga menyinggung program strategis “1000 Sarjana” yang sedang digarap Pemkot Batu. Program ini disebut sebagai upaya memastikan kualitas sumber daya manusia tetap meningkat, bahkan setelah terjadi regenerasi besar-besaran akibat banyaknya ASN pensiun tahun depan.
“Program seribu sarjana ini akan terasa dampaknya lima tahun ke depan. Kami ingin kebijakan Pemkot benar-benar memberi manfaat jangka panjang bagi masyarakat,” tegasnya.
Melalui kegiatan ini, Pemkot Batu berharap para ASN yang memasuki masa purna tugas tetap bisa menjadi teladan di masyarakat, dengan peran baru yang lebih fleksibel namun tetap bernilai.

“Mengabdi itu tidak harus lewat jabatan. Bisa lewat kegiatan sosial, edukasi, atau berbagi pengalaman bagi generasi muda,” katanya.
Kepala BKPSDM Kota Batu, Santi Restuningsasi menambahkan, sekitar 75 persen peserta PPP tahun ini merupakan guru dari berbagai sekolah di Kota Batu. Sisanya berasal dari perangkat desa dan ASN di berbagai instansi.
“Mayoritas calon pensiunan guru. Ada juga beberapa pejabat setingkat eselon II, termasuk saya sendiri,” ungkap Santi.
Disisi lain, ia juga menjelaskan bahwa dana pensiun nantinya disesuaikan dengan jabatan, masa kerja, serta unit tugas masing-masing ASN. Namun yang lebih penting, menurutnya, adalah kesiapan mental dan sosial untuk menjalani kehidupan baru setelah tidak lagi aktif bekerja.
“Banyak yang mengira pensiun itu akhir segalanya, padahal bisa jadi awal dari babak baru yang lebih bermakna,” tutupnya. (Ananto Wibowo)




