MALANG POST – Hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi yang nyaris setiap hari mengguyur Kota Batu mulai menunjukkan dampak nyata. Sejumlah titik di wilayah dengan kontur pegunungan ini mulai dilanda bencana tanah longsor.
Dalam dua hari terakhir saja, sedikitnya tiga titik longsor dilaporkan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu. Diantaranya seperti yang terjadi di Jalan Alternatif Dusun Ngukir, RT 05 RW 07, Desa Torongrejo, Kecamatan Junrejo. Hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut membuat tanah di sekitar plengsengan teknis jenuh air hingga akhirnya ambrol.
“Plengsengan teknis sepanjang 15 meter dengan lebar 2 meter dan tinggi 4 meter itu longsor sebagian. Kondisinya berpotensi longsor susulan yang bisa merusak badan jalan dan mengganggu akses kendaraan kalau tidak segera ditangani,” terang Plt Kepala Pelaksana BPBD Kota Batu, Suwoko, Jumat (31/10/2025).
Akibat kejadian tersebut, sebagian material longsor menutup badan jalan, membuat akses warga terganggu. Tim BPBD bersama perangkat desa langsung turun ke lokasi melakukan kaji cepat dan kerja bakti pembersihan material longsor.
“Kami juga sudah merekomendasikan perbaikan plengsengan oleh dinas terkait agar tidak terjadi kerusakan lebih parah,” imbuhnya.
Belum sempat penanganan di Torongrejo rampung, laporan longsor lain datang dari Jalan Bukit Berbunga RT 01 RW 10, Dusun Sukorembuk, Desa Sidomulyo, Kecamatan Bumiaji. Di titik ini, longsor menimpa plengsengan teknis yang berada di sempadan sungai, tepat di halaman rumah milik Joesoef (54).

KAJI CEPAT: Tim BPBD Kota Batu saat melakukan proses kaji cepat di sejumlah titik longsor yang menerjang Kota Batu. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Hujan deras membuat tanah di sekitar plengsengan jenuh air hingga akhirnya tak mampu menahan beban. Plengsengan berdimensi panjang 20 meter, lebar 2 meter dan tinggi 3 meter itu longsor ke arah sungai.
“Material longsor menutup sebagian aliran sungai. Kalau tidak segera diperbaiki, ada potensi longsor susulan yang bisa menutup aliran air sepenuhnya dan mengganggu jalan raya,” kata Suwoko.
Tak hanya di dua lokasi itu, peristiwa serupa juga terjadi di Dusun Tinjumoyo, Desa Sidomulyo. Plengsengan teknis sepanjang 19 meter dengan tinggi sekitar 5 meter di jalan alternatif dusun tersebut ambruk setelah diguyur hujan deras.
Kondisi tanah yang jenuh membuat dinding penahan jalan tak kuat menahan tekanan. Akibatnya, sebagian jalan ambles dan tak bisa dilewati kendaraan.
“Untuk sementara akses jalan alternatif di Tinjumoyo kami tutupbdan warga kami imbau melewati jalur utama dulu sampai perbaikan selesai,” terang Suwoko.
BPBD Kota Batu kini terus memantau wilayah rawan longsor, terutama di daerah perbukitan dan sempadan sungai. Mengingat curah hujan yang tinggi masih berpotensi terjadi, pihaknya meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan.
“Bagi warga yang tinggal di lereng atau tepi sungai, kami imbau untuk selalu waspada. Segera laporkan jika melihat tanda-tanda tanah retak atau pergerakan tanah di sekitar rumah,” tuturnya.
Menurutnya, musim hujan yang baru saja dimulai tampaknya bakal menjadi ujian bagi Kota Batu. Selain topografi yang didominasi perbukitan, kondisi tanah yang labil membuat wilayah ini rawan longsor.
“BPBD bersama pemerintah desa/kelurahan kini memperkuat upaya mitigasi dan kesiapsiagaan di seluruh titik rawan bencana,” tutupnya. (Ananto Wibowo)




