
MALANG POST – Beredar kabar pada Minggu (4/4/2025) terjadi demo oleh sejumlah sopir jip dan pelaku jasa wisata Bromo.
Mereka melakukan aksi demo di kantor Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah I Cemorolawang, Kabupaten Probolinggo.
Peristiwa yang berujung ricuh ini, sempat terekam dalam sebuah video dan viral di media sosial.
Menanggapi hal tersebut, dalam keterangan tertulisnya Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) menegaskan.
Proses pembelian tiket masuk kawasan Gunung Bromo telah sepenuhnya menggunakan sistem pemesanan daring sejak 1 Oktober 2019.
Kepala Balai Besar TNBTS Rudijanta Tjahja Nugraha di Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (7/5/2025) mengatakan.
Sistem pemesanan tiket daring juga telah rutin dilakukan kepada paguyuban jip, pelaku jasa wisata, perizinan berusaha pengusaha sarana jasa lingkungan wisata alam (PBPSWA), hingga instansi terkait.
“Kami BB TNBTS telah menerapkan booking online sejak 1 Oktober 2019. Sehingga setiap pengunjung perorangan maupun menggunakan jasa wisata wajib membeli tiket dengan cara online,” kata Rudi.
Terkait kejadian tersebut, Rudi menyatakan bahwa pada sekitar pukul 06.30 WIB terdapat 144 jip dari beberapa operator tur akan masuk ke pintu pemeriksaan.
Kemudian, dari jumlah itu terdapat 92 pengemudi jip belum melakukan pemesanan tiket secara daring.
“Petugas meminta 92 kendaraan melakukan pemesanan tiket di tempat. Kondisi ini menimbulkan kemacetan di pintu penjagaan tiket,” ujarnya
Kemacetan semakin diperparah dengan adanya arus jip yang akan keluar dari kawasan Gunung Bromo.
Kemudian dari situlah beberapa tur leader, pengemudi jip dan perwakilan agen mulai mendatangi petugas BB TNBTS di loket. Mereka menyampaikan keluhan terhadap situasi yang terjadi.
“Mereka mengerumuni, mendorong dan melontarkan kata kasar kepada petugas. Patut diduga ada oknum yang memperkeruh situasi,” urainya.
Tak hanya itu, beberapa pengemudi jip dan perwakilan agen juga diduga masuk ke dalam Kantor Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah I untuk mencari Kepala Bidang Wilayah I.
“Karena tidak menemukan yang bersangkutan, mereka diduga melakukan perusakan terhadap inventaris kantor SPTN.”
“Termasuk mengambil kunci kendaraan roda empat BB TNBTS. Patut diduga ini sudah terencana,” ucapnya.
BB TNBTS, kata Rudi, secepatnya akan melaporkan kejadian ini kepada pihak yang berwajib.
“Terhadap perusakan, pencurian aset dan intimidasi kepada petugas, kami segera melaporkannya,” tandasnya. (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)