
Dalam sesi foto bersama Rapat Kerja Nasional Forum Wakil Rektor Bidang Akademik PTN 2025 dan UB Halal Matrix Award 2025. (Foto: M. Abd. Rachman Rozzi/Malang Post)
MALANG POST – Universitas Brawijaya (UB) kembali menggelar “UB Halal Metric Award” pada Senin (21/4/2025) di Gedung Filkom UB. Dalam gelaran yang dihadiri 56 PTN secara luring dan 6 PTN daring, dua agenda krusial diusung.
Yakni memperkuat sinergi kampus dengan Kementerian Pendidikan Tinggi (Kemendikbud Ristek) dalam reformasi sistem akademik, serta mengapresiasi inisiatif halal berkelanjutan melalui penghargaan perdana Halal Matric Award.
Selain Pemerintah Aceh meraih Gold Award untuk kategori sektor pemerintahan dalam memperkuat ekosistem halal di Indonesia. Sejumlah institusi pendidikan tinggi dan pelaku industri turut meraih Platinum Award.
Antara lain UPN Veteran Jawa Timur, Universitas Trunojoyo Madura, Universitas Brawijaya, Politeknik Negeri Malang, PT Aerofood ACS dan PT Ajinomoto Indonesia
Rektor UB Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D.Med.Sc. sebelumnya menjelaskan bahwa kegiatan ini dimaksudkan untuk perguruan tinggi, industri dan instansi pemerintah.
UB Halal Metric bertujuan untuk mengukur seberapa jauh sebuah entitas atau proses bisnis telah sesuai dengan prinsip halalan thayyiban. Harapannya dapat meningkatkan kesadaran dan praktik-praktik berkelanjutan dalam ekosistem halal.
“Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi wadah untuk bertukar informasi dan pengalaman antar pelaku industri halal dari berbagai negara,” tegasnya
Ini merupakan sebuah langkah penting dalam pengembangan industri halal yang berkelanjutan dan etis di Indonesia. Brawijaya Halal Metric adalah wujud komitmen UB dalam pengembangan ekosistem halal di Indonesia dan dunia.

Dr. Berry Juliandi, Plt. Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbud Ristek (tengah) yang di dampingi WR bidang Akademik UB, Prof. Dr. Ir. Imam Santoso MP memberikan keterangan perihal “UB Halal Metric Award” Pada tahun 2025, di Gedung Filkom UB. (Foto: Abd. Rachman Rozzi/Malang Post)
Sementara WR bidang Akademik UB, Prof. Dr. Ir. Imam Santoso MP menekankan Halal Metric Awards sendiri didesain sebagai mekanisme pemeringkatan dan pengakuan berbasis indikator strategis halal.
Termasuk jumlah publikasi halal, pelatihan penyedia halal, sertifikasi produk halal melalui skema self-declare dan reguler, hingga kontribusi terhadap penguatan kebijakan halal nasional.
Sebagai tuan rumah, UB sendiri juga tidak hanya memfasilitasi diskusi. Tetapi juga aktif mendorong solusi konkret.
Prof. Imam mencontohkan, otonomi kurikulum harus diimbangi dengan sistem monitoring yang adaptif. Sementara inovasi halal perlu diperkuat riset terapan.
Rapat kerja ini menjadi titik awal transformasi sistemik pendidikan tinggi Indonesia. Dengan kurikulum yang lebih luwes, akreditasi berbasis esensi, dan ekosistem halal yang terintegrasi, PTN diharap tak hanya mencetak lulusan kompeten. Tetapi juga menjadi motor penggerak kemajuan bangsa.
“Revolusi akademik dimulai dari ruang diskusi seperti ini di mana kebijakan dibangun dari bawah. Bukan dari menara gading birokrasi,” imbuhnya.
Ditanya perihal award di setiap katagori, Prof Imam menjelaskan. Bahwa penghargaan ini mengapresiasi tiga kategori: perguruan tinggi, pemerintah provinsi, dan industri yang unggul dalam lima dimensi: kebijakan, pendidikan, riset, infrastruktur, dan ekosistem halal.
“Ini komitmen kami membangun ekosistem halal yang holistik, dari kampus hingga industri,” pungkasnya.
Terakhir Dr Berry Juliandi SSi MSi, Plt Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikti menjabarkan.
Bahwa Kemendikti Saintek membuka ruang seluas-luasnya bagi para stakeholder, para pimpinan dalam hal ini Wakil Rektor akademik untuk ikut menyumbang saran. Jadi rapat kerja ini luar biasa, mendengar langsung dari perguruan tinggi.
Fokus utama diskusi mengerucut pada revisi Permen Ristekdikti No. 53/2023 tentang penjaminan mutu dan sistem akademik.
Ia menekankan kurikulum masa depan harus memberi keleluasaan bagi kampus untuk merancang program studi sesuai kebutuhan lokal, dan bagi mahasiswa mendesain jalur studi yang selaras dengan passion serta tantangan masyarakat. (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)