
PADAT: Arus lalin di Kota Batu saat libur panjang kerap mengalami kepadatan. Kini Pemkot Batu mulai mencari solusi untuk mengurai permasalahan itu. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
MALANG POST – Kemacetan lalulintas membekap Kota Batu saat memasuki puncak musim liburan. Peningkatan volume kendaraan diperkirakan mencapai lebih 30 persen, mengakibatkan penumpukan arus kendaraan di sejumlah ruas jalan utama. Perlu strategi komprehensif untuk memecahkan persoalan tersebut.
Pengembangan sarana transportasi alternatif yang efisien dan ramah lingkungan menjadi salah satu alternatif. Hal tersebut sekaligus untuk mengurangi tekanan jalan dan memberikan kenyamanan bagi wisatawan agar tidak terjebak kemacetan lalin saat puncak masa liburan.
Sejumlah opsi mulai dipikirkan Pemkot Batu untuk mengurai kemacetan lalulintas. Mengingat kemacetan di Kota Batu sangat luar biasa bahkan hingga mengular begitu panjang utamanya saat long weekend. Jika dibiarkan tanpa solusi, tentunya akan mengganggu kenyamanan wisatawan maupun aktivitas masyarakat.
“Opsi pertama yang akan kami lakukan menyediakan moda transportasi massal,” tutur Cak Nur.
Opsi selanjutnya, pihaknya juga berkeinginan menggandeng pemda di Malang Raya, yakni Pemkot Malang dan Pemkab Malang. Untuk bekerja sama dalam penyediaan kantong-kantong parkir di luar Kota Batu. Langkah ini bukan untuk melempar persoalan kemacetan ke kabupaten/kota Malang.
Melainkan, ketiga pemda harus bersinergi untuk mengurai persoalan di kawasan Malang Raya, salah satunya problem kemacetan. Kerja sama melibatkan pemda kawasan Malang Raya merupakan konsep besar yang perlu diintegrasikan. Agar dampak positif pariwisata bisa dinikmati oleh daerah sekitar yang turut menyangga perekonomian Kota Batu.
“Justru dulu kami pernah mengusulkan pembukaan akses jalan baru. Gagasan untuk menciptakan integrasi Malang Raya pernah disampaikan saat diskusi di sebuah kampus Kota Malang. Yakni gagasan untuk membuka akses jalan baru melalui Sukorejo-Batu. Namun muncul ketidaksepakatan atas usulan tersebut,” papar Cak Nur.
Seperti diketahui jalan tembus Sukorejo-Batu rencananya akan dibangun melewati tiga kecamatan di Kabupaten Pasuruan. Yakni, Kecamatan Sukorejo, Kecamatan Purwosari dan Kecamatan Purwodadi. Kemudian melewati tiga kecamatan Kabupaten Malang, mulai Kecamatan Lawang, Kecamatan Singosari dan Kecamatan Karangploso.
Peningkatan infrastruktur transportasi juga tak lepas dari perhatian. Cak Nur menuturkan, jalur-jalur alternatif harus dioptimalkan untuk mempercepat konektivitas lalulintas. Optimalisasi jalur alterantif dengan memberi marka petunjuk jalan. Mengingat jalur-jalur alternatif yang sudah ada jarang sekali dimanfaatkan karena wisatawan masih awam.
“Maka infrastruktur jalur alternatif inilah yang harus dibenahi sebagus mungkin. Sehingga menjadi akses konektivitas lalu lintas mengurai kemacetan. Di samping membuka wilayah-wilayah baru untuk akses-akses tambahan. Karena faktanya Kota Batu lahir dari sebuah kecamatan kemudian ditetapkan sebagai daerah otonom,” papar Cak Nur.
Perkembangan teknologi digital juga salah satu cara untuk mengurai kemacetan. Yakni dengan memanfaatkan CCTV untuk memantau secara realtime arus lalulintas terutama di titik-titik rawan kemacetan. Sehingga petugas bisa cepat mengurai tumpukan arus kendaraan.
Selain itu, juga akan memanfaatkan area Pasar Induk Among Tani sebagai tempat penampungan bus pariwisata. “Kemudian untuk ke destinasi wisata diganti naik kendaraan-kendaraan shuttle atau angkot yang akan kami maksimalkan. Ini sekaligus membedayakan sopir angkot,” tutupnya. (Ananto Wibowo)