
MALANG POST – Polres Malang bersama Disperindag Kabupaten Malang dan Pertamina, mengunjungi 3 SPBU seputaran Bululawang, Kabupaten Malang. Kegiatan Selasa (4/2) siang ini untuk mengecek ketersediaan BBM selama Ramadan dan Jelang Lebaran, serta menguji kuantitas kualitas BBM.
Sekitar pukul 10.34 WIB, datang rombongan mendatangi SPBU 54.651.03 di Wandanpuro Bululawang, Kabupaten Malang. Berikutnya di SPBU 54.651.37 An Nur Bululawang dan SPBU 54.651.62 di Desa Bakalan, Bululawang.
Di ketiga SPBU ini, tim mengecek ukuran “PAS” BBM jenis Pertamax. Tim juga mengambil sampel untuk diuji di laboratorium. Petugas memakai bejana, gelas ukur dan density range. Angka menunjukkan ketepatan jumlah liter.
Pemeriksaan dan pengecekan ini diamati langsung anggota Sat Reskrim Polres Malang, ketua UPT Metrologi Legal Kabupaten Malang, Depo Pertamina dan pihak PT Pertamina Patra Niaga.
Awali penjelasan kegiatan, Kasat Reskrim Polres Malang AKP M Nur mengatakan tujuan tim. “Kami bersama Pertamina dan Disperindag, kita lakukan pengecekan stok BBM selama Ramadan, kami juga lakukan pengecekan kuantitas dan kualitas, ” ungkap M Nur.
Dilanjutkan Alam Kanda Winali selaku Sales Area Manager Pertamina Depo Malang, kegiatan termasuk mengecek dan menguji kuantitas serta kualitas BBM. Sampel dari pengambilan acak jenis BBM juga akan diteliti.

“Bersama Reskrim, kegiatan kita awali dari Depot Pertamina Malang. Kita pemantauan pola supply dan cek stok selama Ramadan hingga jelang Lebaran. Sekaligus penjelasan pengujian sample kualitas dan kuantitas di Depot, ” sebut Alam.
Alam menegaskan, pengecekan nantinya akan memastikan spesifikasi BBM apakah sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) dan ketentuan Dirjen Migas. Ditanya soal dampak perkara Pertamax, Alam mengungkap pihaknya akan fokus di lapangan (area).
“Pada prinsipnya kami, selaku tim di lapangan, fokus pada jaminan kualitas dan kuantitas sesuai SOP sesuai Dirjen Migas. Perkembangan kasus itu, ada di kewenangan pusat, ” sebut Alam.
Meski begitu terkait daya beli, menurut Alam, memang tidak menampik bahwa ada penurunan pembelian namun tidak terlalu signifikan secara data (angka) di lapangan. SPBU yang dekat-dekat pesaing ada penurunan hingga 20%. Di Kabupaten, SPBU mengalami penurunan 3-5% saja.
“Kami berusaha menjaga dengan menunjukkan proses SOP QQ, bahwa kuantitas dan kualitas yang telah dijalankan, bisa kami jamin, ” paparnya.
“Sesuai ukuran. Tidak ada yang kurang. Tidak ada yang lebih. Ada tiga sampling SPBU. Kami terus akan lakukan pemantauan. Kami lakukan juga pengecekan di pasar. Soal itu (tingkat kualitas), nanti dari pihak laboratorium yang bisa memastikan keaslian, ” ujar Nur.
Di lain kesempatan, Arga Satya selaku sales branch manager Pertamina mengatakan bahwa setiap pagi hari, jika sesuai SOP, maka wajib dilakukan pengecekan secara kuantitas. “Tidak lebih tidak kurang. Harus pas, ” sebutnya. (Santoso FN)