
MALANG POST – Sepanjang Januari 2025 tercatat puluhan kali Kota Batu dilanda bencana alam pohon tumbang. Karena itu, ancaman pohon tumbang patut diwaspadai di tengah cuaca ekstrem ini. Terutama saat hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang.
Langkah mitigasi untuk mengantisipasi bencana alam tersebut langsung dilakukan, guna meminimalisir munculnya korban jiwa maupun kerugian materiil.
Kalaksa BPBD Kota Batu, Agung Sedayu menyatakan, inventarisasi pohon rawan tumbang telah dilakukan dinas terkait, yakni Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Batu. Dari pemetaan yang dilakukan, selanjutnya dilakukan pemangkasan.
“Pemangkasan dilakukan mulai dari ranting, dahan bahkan menebang pohon rawan tumbang yang membahayakan penggunaan jalan dan masyarakat,” tutur Agung Sedayu, Minggu (2/2/2025).
Dia menghimbau kepada seluruh masyarakat, dengan banyaknya peristiwa pohon tumbang, masyarakat harus meningkatkan kewaspasdaan terhadap ancaman bencana alam tersebut. Mengingat kejadian tersebut rawan terjadi di puncak musim penghujan ini.
“Masyarakat sebisa mungkin untuk waspada dan tidak terlalu mendekati pohon rawan tumbang. Terutama pohon-pohon yang berusia tua dan rapuh,” imbuhnya.
Kepala DPUPR Kota Batu, Alfi Nurhidayat menyampaikan, pihaknya telah melakukan inventarisasi pohon tumbang. Hasilnya sejumlah titik pohon rawan tumbang telah dilakukan perempuan hingga penebangan.
“Penebangan pohon tak serta merta kami lakukan begitu saja. Namun ada tahapan prosedur yang harus dilalui untuk memastikan apakah masih kuat menopang atau sudah mengalami pelapukan,” tuturnya.
Apabila pohon tersebut dirasa membahayakan dan rawan tumbang, maka akan dilakukan penebangan sehingga tak sampai membahayakan pengguna jalan.
“Pohon-pohon yang kondisinya membahayakan akan dipotong, kemudian kami ganti dengan pohon baru,” tuturnya.

TEBANG POHON: Tim DPUPR Kota Batu saat melakukan penebangan pohon rawan tumbang yang dapat membahayakan masyarakat dan penggunaan jalan di Kota Batu. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Pj Wali Kota Batu, ries Agung Paewai mengingatkan seluruh komponen OPD Pemkot Batu untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana, termasuk dari segi perlengkapan hingga penguatan edukasi masyarakat. Mengingat Kota Batu menjadi salah satu daerah rawan bencana secara faktor geografis.
“Antisipasi penanggulangan bencana melibatkan segenap unsur secara multihelix. Ada 6 potensi ancaman bencana yang harus diwaspadai. Mulai ancaman tanah longsor, banjir bandang, banjir genangan, gempa bumi, letusan gunung api, cuaca ekstrem, angin kencang dan kebakaran hutan,” paparnya.
Kewaspadaan patut ditingkatkan karena dalam beberapa waktu terakhir terjadi fenomena peningkatan bencana setiap tahunnya. Aries menegaskan dari sekian banyak kejadian memang didominasi bencana hidrometeorologi sebanyak 72 persen.
“Saya kira harus ada kesamaan persepsi antar lintas stakeholder sehingga penanganan bisa tepat dan cepat dilakukan. Serta mengimbau semua masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan, jangan cuek terhadap lingkungan. Kalau ada sesuatu yang terjadi maka komunikasi harus diperhatikan untuk mencegah terjadinya dampak yang lebih luas,” paparnya
Untuk mengurangi risiko dampak bencana, tim antisipasi bencana menyusun rencana kontijensi dan mitigasi dengan mempersiapsiagakan perangkat daerah dan seluruh elemen masyarakat.
Dilanjutkan pula dengan pembagian dalam delapan klaster pembagian tugas untuk memudahkan dan mempercepat penanganan. Pembagian klaster meliputi kesehatan, pencarian dan penyelamatan, logistik, pengungsian dan perlindungan, pendidikan, sarpras, ekonomi, dan pemulihan dini.
“Upaya menekan kerentanan risiko bencana dilakukan langkah peningkatan kapasitas daerah. Berikutnya mendata populasi penduduk yang bermukim di daerah rawan bencana. Termasuk juga menentukkan daerah mana yang masuk kategori rawan. Serta mengedukasi dan memberikan simulasi pelatihan bagi masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana,” tutupnya. (Ananto Wibowo)