
MALANG POST – Banyak anak jalanan (anjal), serta gelandangan dan pengemis (gepeng) dari luar Kota Malang, direhabilitas Dinas Sosial P3AP2KB Kota Malang.
Menurut Pekerja Sosial Muda Dinas P3AP2KB Kota Malang, Heny Rachmaniar, sepanjang tahun 2024, total ada tujuh orang anjal dan gepeng dari Kota Malang. Serta 28 orang dari luar Kota Malang yang direhabilitasi pihaknya.
“Sejauh ini kami bersinergi dengan Satpol PP Kota Malang. Jadi tupoksi Dinsos untuk rehabilitasi sosial dan Satpol PP Kota Malang yang bagian penertiban,” katanya saat menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk, yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Senin (13/1/2025).
Heny menambahkan, ada beberapa tahapan rehabilitasi yang dilakukan. Untuk anjal dan gepeng yang baru pertama kali diamankan, direhab selama tiga hari.
“Kalau terjaring kedua kalinya, maka direhab selama tujuh hari dan kalau terjaring ketiga kalinya, maka langsung diserahkan ke UPT Dinsos Provinsi Jawa Timur,” jelasnya.
Wakil Ketua Komisi D DPRD Kota Malang, Suryadi menambahkan, Kota Malang memang seakan jadi magnet tersendiri untuk dikunjungi para anjal dan gepeng.
“Paling tidak ada tiga alasan membuat Kota Malang menjadi menarik. Yakni, Kota Malang sebagai Kota Terbesar Kedua Setelah Surabaya di Jawa Timur, kota macet dan orang-orang didalamnya yang memiliki jiwa kedermawanan tinggi,” jelas politisi Partai Golkar ini.
Suryadi menambahkan, di tahun 2025 ini ada beberapa Perda yang siap diterbitkan. Salah satunya Perda Ketertiban dan Kenyamanan Umum.
“Sekitar tiga bulan lagi, akan disandingkan dengan Perda no 9 tahun 2023, kaitannya dengan anjal dan gepeng. Ketika peraturan siap maka bisa menjadi alat untuk antisipasi,” tegasnya.
Sementara itu, Kaprodi S2 dan S3 Sosiologi UMM, Prof Oman Sukmana menambahkan, sejauh ini aksi yang dilakukan pemerintah seolah-olah timbun bersih.
“Artinya, ketika ada kehadiran anjal dan gepeng, baru dibersihkan. Begitu seterusnya. Jadi masih belum sampai menyentuh akarnya yaitu soal perekonomian,” kata Prof. Oman.
Ketika bicara persoalan ekonomi, tambahnya, yang perlu dipertanyakan untuk Kota Malang ini, sejauh mana banyaknya orang yang masih di kategori miskin.
Prof Oman menambahkan, persoalan lain yang ada, sifat masyarakat yang memiliki rasa belas kasihan terlalu tinggi tanpa pilih-pilih. (Wulan Indriyani/Ra Indrata)