MALANG POST – Anggota DPRD Jatim, Dr Sri Untari Bisowarno MAP, mengaku belum bisa mengevaluasi program pemerintah makan bergizi gratis (MBG) bagi para pelajar. Sebab, program itu baru sehari dilaksanakan. Yaitu, Senin 6 Januari 2025.
Hanya saja, Untari merasa agak kecewa dengan program MBG yang ternyata anggarannya dibebankan pada daerah. Baik pemerintah provinsi maupun pemerintah kota dan kabupaten.
Meski dia tidak ikut rapat panitia anggaran (Panggar) DPRD Jatim, namun informasi dari anggota lain, program MBG telah masuk dalam APBD Jatim. Besaran untuk MBG ini antara RP 15.000 sampai Rp 20.000 per orang.
“Informasinya satuannya sebesar itu. Kami belum tahu pastinya. Teman-teman juga belum dapat petunjuk teknis. Ya, kita agak kecewa dan kita anggarkan. Besaran anggaran MBG di ABPD Jatim 2025 sekitar Rp 800 miliar setahun,” papar Sri Untari di Kota Malang, Selasa (7/1/2025).
Anggaran itu sudah digedok. Untuk MBG pelajar SMA dan SMK. Jumlah siswa SMA dan SMK Negeri di Jatim mencapai 1,3 juta siswa. Dengan sekolah swasta jumlahnya ada 7 jutaan siswa.
Terkait MBG ini, Untari sangat senang jika Koperasi SBW Malang diberi kesempatan untuk menjadi pemasok. Baik bahan baku maupun dalam bentuk menu. “SBW dapat jatah 1.000 saja, itu kecil. Karena kita punya SDM untuk itu. Kita punya 200 lebih yang usaha katering. Kalau dapat 10.000, itu baru keren,” jelas Untari yang juga politisi PDIP ini.
Selain koperasi-koperasi, menurut Untari, sebaiknya MBG ini diserahkan ke pihak sekolah untuk pengelolaannya. Karena, di masing-masing sekolah itu pasti ada orangtua siswa yang bisa memasak. Bahkan, ada yang menjadi pelaku UMKM mamin.
“Ini saran saya sebagai Ketua Dekopin. Daripada repot-repot, serahkan saja ke sekolah dan sekolah yang membagi ke katering-katering dan orangtua siswa yang usaha katering,” papar Untari.
“Jadi berapa jatah anggarannya MBG, berikan saja anggarannya ke sokalah. Dan sekolah yang mencari kateringnya. Bisa saja diberikan ke orangtua siswa yang tidak mampu untuk memasak. Hasilnya kan bisa untuk suporting biaya sekolah anaknya. Jadi bisa muter,” tambah Untari.
Dijelaskan Untari, tujuan Presiden membuat program MBG ini adalah untuk menggerakkan roda ekonomi di tingkat bawah. Menggerakkan UNKM. “Mestinya, itu yang harus ditangkap,” pungkas Untari.(Eka Nurcahyo)