MALANG POST – Dampak pandemi Covid-19 masih terasa hingga saat ini. Terutama pada sektor ekonomi mikro. Meskipun ada beberapa pemulihan, kondisi ekonomi belum kembali seperti masa sebelum 2020.
Hal itu disampaikan Ketua BPC HIPMI Kota Batu, Rizky Ramdan, saat menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk. Yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Rabu (18/12/2024).
Rizky juga menyoroti sektor pariwisata, sebagai salah satu yang paling terdampak. Pihaknya menekankan pentingnya stimulasi untuk memacu sektor pariwisata Kota Batu agar bangkit lebih cepat.
“Di sisi lain, sektor kuliner di Kota Batu justru menunjukkan perkembangan yang positif. Kreativitas di bidang kuliner menjadi kunci keberlanjutan ekonomi Kota Batu,” katanya.
Wakil Dekan III FEB UM, Prof. Imam Mukhlis, menyoroti ketidakpastian ekonomi global yang terus menjadi ancaman serius.
Menurutnya, dinamika global memiliki dampak besar terhadap perekonomian secara keseluruhan. Termasuk di tingkat lokal.
“Salah satu gebrakan besar yang perlu diantisipasi pada 2025, adalah rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen. Yang diprediksi akan mempengaruhi daya beli masyarakat,” kata Prof. Imam.
Namun Imam tetap optimis dengan performa ekonomi di Malang Ray. Karena berdasarkan data, pada 2024 pertumbuhan ekonomi Malang Raya tercatat lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional.
Hal ini menunjukkan adanya potensi yang besar untuk terus berkembang pada 2025, terutama jika didukung dengan kebijakan dan inovasi yang tepat.
Sementara itu, Ketua Aprindo Malang Raya, Agustinus Tri Hendriyatmoko memprediksi, tahun ini kondisi ekonomi masih relatif stabil tanpa kontraksi yang signifikan.
“Namun, tantangan besar menanti di tahun 2025 dengan rencana kenaikan PPN menjadi 12 persen, yang diprediksi akan memicu efek domino pada sektor ritel,” katanya.
Dia menyoroti bahwa kebutuhan non-makanan, seperti kosmetik dan barang kebutuhan lainnya, diprediksi akan tetap mengalami kenaikan permintaan pada 2025.
Tri menegaskan, pelaku usaha ritel perlu bersiap menghadapi tantangan itu dengan strategi yang matang.
“Dengan memahami pola konsumsi yang berubah, Aprindo Malang Raya berkomitmen untuk terus mendukung pengusaha ritel. Supaya mampu bertahan dan beradaptasi di tengah situasi ekonomi yang cukup dinamis,” tandasnya. (Faricha Umami/Ra Indrata)