MALANG POST – Penjabat (Pj) Wali Kota Malang, Iwan Kurniawan, mentargetkan, melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) dan OPD terkait lainnya, 5.000 anak tidak sekolah (ATS) bakal tertangani dengan baik hingga Januari 2025.
Untuk kepentingan tersebut, pihaknya telah menggandeng 22 pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM). Ditambah satu sanggar kegiatan belajar (SKB), di bawah naungan Dindikbud Kota Malang.
“Sementara saat ini, yang sudah bergabung sebanyak 800 anak. Terbagi tiga kelompok. Baik kejar paket A, paket B dan paket C. Mereka anak-anak usia sekolah, mulai SD hingga SMA/SMK,” ungkap Pj Wali Kota, di MCC, kemarin.
Angka 5.000 ATS itu, sebutnya, adalah temuan dari pemerintah pusat terkait. Bahkan setelah ditelusuri, angkanya mencapai 5.600 ATS. Dengan berbagai ragam persoalan yang melatarbelakanginya.
Salah satu yang berhasil diidentifikasi, sebagian besar karena orang tua memiliki keterbatasan biaya untuk melanjutkan sekolah ke jenjang berikutnya.
“Ada juga yang sekolah non formal, seperti mondok (ponpes). Satu lagi, dari anaknya sendiri enggan untuk bersekolah lagi,” ujarnya.
Oleh sebab itu, lanjut dia, salah satu pentingnyab silaturahmi dengan RW se Kota Malang, bisa diinventarisir warga yang putra-putrinya sudah enggan sekolah. Agar Pemkot Malang, bisa membantu mengupayakan fasilitasi pendidikan yang minim atau nihil biaya.
“Termasuk berharap agar Pak RT dan RW bersama orang tua, ikut membujuk anaknya, agar bersekolah lagi minimal hingga SMA/SMK,” sambung dia.
Pihaknya juga meminta peranan Camat dan Lurah serta RW maupun RT, untuk membantu mensukseskan gerakan ATS menjadi anak bersekolah SD, SMP dan SMA/SMK.
“Kami juga sudah ngopi bareng dengan PKBM. Untuk bersama-sama memikirkan sekaligus meminimalisir ATS di Kota Malang.”
“Untuk bisa tertangani dengan baik dan lancar, dibutuhkan sinergi dan kolaboratif yang solid. Yakni guna membantu meringankan beban masyarakat dari segi pendidikannya,” pungkasnya. (Iwan Irawan – Ra Indrata)