MALANG POST – Penyintas Psoriasis, Imron Rosidi, ketika menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk menyampaikan, imbas minimnya edukasi mengenai psoriasis ini, banyak orang yang masih menganggap penyakit ini menular.
Karena itulah, para penyintasnya masih harus struggle, ketika bersosialisasi dengan masyarakat umum.
“Selain itu, momen diskriminasi masih kerap ditemukan. Salah satunya, saya pernah ditempatkan di kursi minoritas di dalam gerbong kereta. Hanya karena banyak penumpang yang takut tertular,” katanya di acara yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM.
Karena itulah, tambah Imron, harusnya edukasi terkait psoriasis terus masif dilakukan. Agar para penyintasnya tidak merasa tersudut dan stress. Yang mentrigger parahnya kondisi psoriasis, imbas turunnya imun.
Sementara itu, dokter SPKK RSU Brimedika Malang, dr Faradiani Rasyidi, Sp.DV menjelaskan, peringatan hari psoriasis sedunia ini dilakukan, karena jumlah penyintas psoriasis cukup banyak. Namun tidak diimbangi peningkatan edukasi dan awareness terkait penyakit ini.
Sehingga para dokter spesialis kulit khususnya dan masyarakat umum, sebutnya, masih gencar untuk melakukan sosialisasi. Guna meningkatkan awareness dan edukasi penyakit psoriasis, agar menghilangkan stigma negatif, serta menumbuhkan empati kepada para penyintasnya.
“Psoriasis adalah penyakit autoimun peradangan, yang menyerang kulit yang bersifat kronis. Tetapi bukan penyakit kulit menular.”
“Jadi masyarakat tidak perlu khawatir jika bersiosialisasi atau hidup berdampingan dengan penderita psoriasis,” tegasnya.
Dijelaskan oleh dr. Faradiani, penyakit auto imun psoriasis yang membuat penyintasnya memiliki peradangan pada kulit. Seperti kulit bersisik, menebal dan gatal. Disebabkan oleh multifaktor yaitu faktor genetik, hormonal, stress, serta lingkungan dan infeksi.
Namun menurut dr. Faradiani, psoriasis bisa sembuh terkontrol, dengan menghindari faktor pemicunya seperti stress dan perbaikan gaya hidup.
Selain itu, dr. Faradiani juga mengingatkan, agar para penyintas psoriasis selalu menggunakan pelembab dan tabir surya untuk perawatan kulit. Serta hindari kebiasaan menggaruk kulit, merokok dan minum alkohol. (Yolanda Oktaviani/Ra Indrata)