MALANG POST – Tim Mahasiswa Arsitektur S-1 Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) meraih Juara 1 War Architecture, Malang Architecture Week (MAW) 2024. MAW diselenggarakan oleh Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI) Malang mulai Rabu-Sabtu (28-31/8/2024).
Tim Arsitektur ITN Malang terdiri dari lima mahasiswa. Yakni Yusdihadi Rahawarin, Bara Andana Subagyo, Muhammad Alif Romdhoni, Daniel Galih Saputra dan Muhammad Hanif Farhan.
War Architecture MAW IAI Malang ini mempertemukan tim mahasiswa arsitektur terbaik dari berbagai kampus se-Malang Raya. Kompetisi ini mengusung konsep serupa dengan Clash of Champions dari Ruangguru yang mengadaptasi University War dari Korea Selatan.
Dalam kesempatannya, Yusdihadi Rahawarin menjelaskan bahwa mereka beradu ketangkasan untuk menyelesaikan 4 tantangan. Setiap tantangan jumlah pesertanya berbeda beda, ada yang tiga mahasiswa hingga lima mahasiswa.
“Dari 4 lomba tersebut kemudian nilainya disatukan. Bersyukur akhirnya kami bisa mengumpulkan 90 poin, di bawah kami ada 80 poin,” kata Yusdi.
Menurutnya, ada empat tantangan yang harus dijalani yakni memory madness, tebak warna, sketsa estafet dan permainan puzzle.
Pada tantangan pertama memory madness mengandalkan daya ingat dan hafalan tingkat tinggi. Satu tim terdiri dari tiga orang diminta menghafal 10 kartu selama dua menit dengan materi gambar, tulisan, dan tahun.
JAWARA: Mahasiswa Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang berhasil meraih gelar Juara 1 War Architecture, Malang Architecture Week (MAW) 2024. (Foto: Istimewa)
“Karena jumlahnya 10 kartu maka kami bagi tiga. Saya meminta per orang hanya menghafal tiga kartu, dan satu kartu tidak perlu dihafal. Dengan begitu lebih mudah dihafal dan adil,” ujarnya.
“Karena jumlahnya 10 kartu maka kami bagi tiga. Saya meminta per orang hanya menghafal tiga kartu, dan satu kartu tidak perlu dihafal. Dengan begitu lebih mudah dihafal dan adil,” jelasnya.
Dengan metode ini mereka mampu meraih nilai 20 poin, sementara yang tertinggi 30 poin. Kemudian pada tantangan kedua, tim mahasiswa Arsitektur ITN Malang berhasil memperoleh nilai paling tinggi.
Tantangan kedua adalah menebak warna. Pada tantangan ini juga terdiri dari tiga orang, dan tim mahasiswa Arsitektur ITN Malang berhasil memperoleh nilai paling tinggi. Menurut Yusdi ada peran serta dosen dalam mengasah skill mereka saat perkuliahan.
“Bersyukur saat kuliah semester 1-3 kami belajar tentang sketsa dan warna dengan mendalam. Saya akui kualitas dosen ITN memang bagus. Ini kami rasakan saat lomba, jadinya kami mendapat nilai paling tinggi,” akunya.
Pada tantangan ketiga yakni sketsa estafet, peserta diberi waktu 5 detik untuk melihat gambar dan satu menit membuat sketsa. Ada empat gambar yang harus ditebak, yakni Ibu Kota Nusantara (IKN), Taj Mahal India, Arc de Triomphe Paris Perancis dan Marina Bay Singapura.
Peserta dalam satu tim bergantian membuat sketsa dari gambar yang berbeda beda. Mereka harus bisa membuat sketsa semirip mungkin agar bisa ditebak dengan benar. Tim Arsitektur ITN Malang bersyukur sketsa bangunan klasik sudah mereka dapat di semester 1-3.
“Alhamdulillah, dari hasil semua sketsa ITN Malang yang paling bagus dan tepat menebaknya. Dari empat gambar yang berhasil di sketsa teman kami Hanif (mahasiswa baru) berhasil menebak tiga gambar,” katanya.
Kompetisi terakhir adalah permainan puzzle. Tim terdiri dari tiga orang diberi pertanyaan, dan kalau berhasil menjawab diberi kepingan kepingan puzzle untuk disusun. Tema bangunan puzzle untuk semua tim sama, yakni neoklasik.
“Kami bergantian berlomba dalam masing masing tantangan. Pada dasarnya kami menguasai semua materi yang dilombakan. Hanya saja cara lombanya memang berbeda. Lebih seru pastinya,” tandasnya. (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)