MALANG POST – Dalam pendapatan domestik bruto (PDB) Indonesia, sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), menyumbang 61 persen. Dengan serapan tenaga kerjanya mencapai 117 juta pekerja. Atau sekitar 97 persen dari total tenaga kerja di 2025.
Tidak itu saja, potensi kontribusi UMKM dalam ekspor nasional, masih cukup besar. Yakni sekitar 16 persen dari total ekspor.
Lewat program pendampingan terhadap UMKM, yang terus ditingkatkan. Pemerintah memasang target 17 persen dari total ekspor di 2024, bisa dipenuhi oleh UMKM.
Karena itulah, PT Bank Central Asia Tbk (BCA), menggelar Workshop UMKM Indonesia Go Export 2024. Yang berlangsung di Hotel Savana, Kota Malang. Pada 20-24 Agustus 2024.
Workshop tersebut diikuti 20 UMKM, dari Malang Raya dan beberapa daerah sekitar. Mereka adalah bagian dari 60 UMKM yang ditargetkan siap melakukan ekspor.
Selain Malang, UMKM Indonesia Go Export juga akan hadir di dua kota lainnya, yaitu Bandung dan Surabaya.
Direktur BCA, Antonius Widodo Mulyono menjelaskan, lewat workshop ini, Bakti BCA memberikan ruang kepada pelaku UMKM, untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan mereka, dalam menembus pasar internasional.
“Workshop UMKM Indonesia Go Export, diharapkan dapat mencetak UMKM yang mampu berkembang dan bersaing di pasar ekspor.”
“Kami menemukan, masih banyak UMKM yang kesulitan mengakses pasar internasional dan melakukan transaksi luar negeri.”
“Semoga inisiatif ini dapat mendorong aktivitas ekspor dari UMKM, serta memberikan kontribusi besar pada pertumbuhan perekonomian Indonesia,” kata Widodo, seusai membuka workshop. Yang juga dihadiri Direktur Eksekutif International Chamber of Commerce (ICC) Indonesia Lusiana Indomo, Kepala Kantor Wilayah VII BCA Hianni, SVP of Division Business Commercial & SME BCA Tjoeng Haryanto. Serta Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang, Febrina.
LENGKAP: Direktur BCA Antonius Widodo (keenam dari kanan atas), bersama undangan lainnya dan peserta workshop UMKM Indonesia Go Export 2024. (Foto: Ra Indrata/Malang Post)
Pelatihan ini, tambahnya, menggunakan kurikulum khusus. Disesuaikan kebutuhan dan tantangan yang akan dihadapi UMKM, saat memasuki pasar ekspor. Antara lain pengenalan terkait transaksi perdagangan internasional, peningkatan kualitas produk dan pelatihan dalam penyusunan laporan keuangan.
“Bersama ICC Indonesia, BCA merancang program UMKM Indonesia Go Export, untuk mendampingi para pelaku UMKM. Agar memiliki kapabilitas yang mumpuni, untuk memperluas usaha mereka ke mancanegara,” kata Widodo.
UMKM Indonesia Go Export, merupakan bagian dari payung program pengembangan berkelanjutan ‘Bakti BCA’ pada pilar Desa Bakti BCA. Yang sudah dilakukan sejak 2023. Tujuannya, untuk memperkuat perkembangan UMKM di Indonesia.
Sebelumnya, Bakti BCA bersama ICC Indonesia, melakukan pra kurasi dengan riset pasar dan konsolidasi. Untuk mengidentifikasi produk yang berpotensi diminati di pasar global.
Sekaligus mendapatkan informasi, tentang negara tujuan ekspor dan data konsumen potensial di negara tersebut.
Pada tahap kurasi, UMKM akan dinilai berdasarkan kesesuaian lini bisnis, kapasitas produksi, kelengkapan dokumen dan hasil verifikasi lapangan.
“Upaya meningkatkan kinerja ekspor dari sektor UMKM, memerlukan kolaborasi dari banyak pemangku kepentingan.”
“Kami sangat mengapresiasi inisiatif Bakti BCA, yang menunjukkan komitmen kuat untuk memberdayakan UMKM di Indonesia. Agar bisa meningkatkan daya saing produk Indonesia, di kancah global,” tambah Lusiana Indomo.
Sementara itu, dukungan BCA dalam program ini, tidak hanya terbatas pada memberikan pelatihan bagi UMKM terpilih.
Setelah rangkaian pelatihan berakhir, BCA bersama ICC Indonesia, akan terus mendampingi UMKM peserta dalam mengakses pasar internasional, mengikuti ajang bergengsi untuk mempromosikan produk mereka seperti Trade Expo Indonesia, serta mendampingi proses transaksi dengan calon pembeli dari luar negeri.
Pada 2023, UMKM Indonesia Go Export, diselenggarakan di Semarang dan Yogyakarta. Melalui program ini, BCA berhasil mendampingi salah satu UMKM peserta asal Yogyakarta, Wastraloka, melakukan ekspor perdana ke Tiongkok.
Selain itu, BCA juga berhasil membawa UMKM Indonesia Go Export lainnya. Yaitu Prospero Food Realcho, untuk mengirimkan produk cocoa powder sebanyak 2 kontainer total 34mts. Total nilai transaksi USD57.800 atau setara dengan Rp907 juta, ke salah satu negara di Asia.
Bentuk dukungan BCA kepada pelaku UMKM, juga tercermin pada sisi pembiayaan dengan bertumbuhnya pembiayaan UMKM menjadi 12,7 persen YoY mencapai Rp114,4 triliun per Juni 2024.
Dukungan BCA pada sektor UMKM juga tercermin pada Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM) Perseroan yang sebesar 22,2 persen.
Selain itu, BCA juga menyelenggarakan workshop dan penerbitan sertifikasi halal, yang telah membantu menerbitkan 1.000 sertifikat halal sepanjang tahun 2023.
BCA juga berupaya mempermudah akses UMKM ke pasar potensial melalui berbagai acara yang mempertemukan UMKM dengan calon pembeli.
Terbaru, BCA telah sukses menyelenggarakan BCA UMKM Fest 2024 dengan partisipasi lebih dari 1200 UMKM yang mempromosikan produk-produk unggulan mereka. (*/Ra Indrata)