MALANG POST – Universitas Brawijaya (UB) menggelar kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) 2024 dengan tema “Membangun Karakter Mulia dan Inovasi Hijau Menuju Indonesia Emas.”
Acara yang dilaksanakan secara hybrid ini berlangsung selama tiga hari. Dari tanggal 12 hingga 14 Agustus 2024.
Upacara pembukaan PKKMB di hari pertama, diikuti secara luring oleh 14.821 mahasiswa baru. Bertempat di Lapangan Rektorat UB. Tak terkecuali 15 mahasiswa baru dari kelompok disabilitas.
Mereka disambut oleh jajaran pimpinan UB. Hadir langsung Rektor, Wakil Rektor, Ketua Majelis Wali Amanat, Ketua Senat Akademik, Dekan Fakultas serta para panitia PKKMB 2024.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Dr. Setiawan Noerdajasakti, SH., MH., menjelaskan. Bahwa PKKMB tahun ini meliputi kegiatan di tingkat universitas yang dikenal sebagai Raja Brawijaya (Rangkaian Acara Jelajah Universitas Brawijaya).
Dilanjutkan Orientasi Pendidikan dan Kemahasiswaan (ORMAWA) di tingkat fakultas yang akan berlangsung dari 15 hingga 18 Agustus 2024.
Selain itu, akan digelar Open House Unit Kegiatan Mahasiswa pada 24-25 Agustus 2024 untuk memperkenalkan 59 Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang ada di UB.
“Mahasiswa baru yang telah melakukan registrasi dan mengikuti upacara penerimaan berjumlah 14.821 orang. Terdiri dari 5.851 mahasiswa putra dan 8.970 mahasiswa putri, tersebar di 18 fakultas,” jelas Dr. Setiawan.
Selain itu, UB juga menerima 15 mahasiswa dari jalur Seleksi Program Khusus Penyandang Disabilitas yang tersebar di 12 program studi.
Sementara itu, Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D.Med.Sc mengungkapkan harapannya. Agar UB dapat menjadi kampus yang benar-benar inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat. Termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus.
“Kami berharap UB bisa menjadi kampus yang mewadahi disabilitas,” ujar Prof. Widodo.
Prof. Widodo menjelaskan bahwa UB sedang terus berbenah untuk memastikan bahwa seluruh kebutuhan mahasiswa disabilitas dapat terpenuhi. Ia mengakui bahwa pada awalnya, infrastruktur kampus ini belum sepenuhnya didesain untuk memenuhi kebutuhan teman-teman difabel.
Namun, seiring waktu, UB terus berproses untuk meningkatkan fasilitas dan kualitas layanan agar kampus ini menjadi lebih ramah bagi semua kalangan.
Upaya ini mencakup penambahan fasilitas fisik yang mendukung aksesibilitas, seperti ramp, lift khusus, dan toilet yang ramah disabilitas. Serta penyesuaian kurikulum dan metode pengajaran untuk mengakomodasi berbagai kebutuhan mahasiswa difabel.
Terakhir Prof. Widodo juga mengajak seluruh mahasiswa disabilitas untuk memiliki semangat yang kuat dalam menempuh pendidikan di UB.
Ia menekankan pentingnya komunikasi yang terbuka antara mahasiswa disabilitas dengan seluruh sivitas akademika. Sehingga setiap permasalahan yang muncul dapat segera diatasi. (M Abd Rahman Rozzi-Januar Triwahyudi)