MALANG POST – Salah satu upaya Pemerintah Kota Malang, untuk memberikan fasilitas ke masyarakat, berupa transportasi publik. Adalah dengan menggaji para sopir angkutan kota.
Sistem gaji untuk pengemudi tersebut, masih terus disusun. Beberapa kajian sudah mulai dilakukan untuk mewujudkan hal ini.
Kepala Dishub Kota Malang, Drs. Widjaja Saleh Putra menegaskan hal tersebut, saat menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk. Yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Rabu (26/6/2024).
Wijaya juga menjelaskan, dalam peraturan Menteri Perhubungan Nomor 9 tahun 2020, tentang subsidi transportasi perkotaan juga sudah diatur.
“Termasuk juga dalam Undang Undang Nomor 22 tahun 2009, soal lalu lintas dan angkutan jalan. Pemerintah punya kewajiban menyediakan transportasi publik,” katanya.
Ditambahkan, ada beberapa masukan juga dari masyarakat, supaya pemerintah lebih perhatikan lagi angkutan umum. Agar ada juga yang mau menggunakan jasanya sehingga tidak sepi.
Wijaya juga menjelaskan, untuk skema yang akan dijalankan berupa angkot buy the service (BTS) ini, hasil dari percontohan dari kota lain yang sudah lebih dulu melakukan. Seperti Surabaya, Solo dan Palembang.
“Memang yang menjadi alasan klasik keterbatasan di anggaran. Sehingga kami masih mengusahakan untuk pengajuan bantuan anggaran subsidi langsung ke Kementerian Perhubungan RI.”
“Saat ini tidak ada target. Yang jelas dari Pemkot berproses terus, karena melihat dari daerah lain juga butuh waktu bertahun tahun,” ujarnya.
Sekretaris Organda Malang, R. Purwono Tjokro menjelaskan, rencana Pemkot Malang akan memberikan gaji untuk sopir angkot, sebenarnya dapat respon baik. Hal ini terlihat ketika Pemkot melakukan audiensi ke sopir-sopir angkot, banyak yang setuju.
“Ketika nanti sudah mulai dijalankan konsep baru ini, diharapkan juga parkir-parkir liar yang ada di sepanjang jalan dekat kampus dan sekolah, bisa lebih bersih lagi. Karena mahasiswa dan anak-anak sekolah, beralih memanfaatkan angkot,” katanya.
Nantinya, tambah Purwono, juga perlu dilakukan peremajaan trayek. Mengingat saat ini kondisi angkot yang masih beroperasi, rata-rata sudah tua.
Sementara itu, Kepala Lab Transportasi dan Penginderaan Jauh FT UB, Hendi Bowo Putro, ST., MT., menjelaskan, adanya rencana Pemkot malang akan gaji sopir angkot, tentu menjadi inovasi yang baik. Di tengah kondisi angkot yang semakin sepi, karena masyarakat beralih ke kendaraan pribadi dan transportasi online.
“Saat ini memang PR utama dari Pemkot, mampu menarik perhatian masyarakat supaya beralih lagi ke angkot, di tengah fasilitas yang semakin ditingkatkan,” katanya.
Fasilitas yang dimaksud, tambahnya, seperti kapasitas angkot yang cukup, tanpa harus menghabiskan akses jalan dan penambahan halte-halte yang strategis.
Hendi menambahkan, nanti perlu juga ada pembiasaan dan sosialisasi ke masyarakat untuk pembayarannya pakai cashless. Tentu ke depan akan jadi PR lagi untuk penumpang angkot lansia. (Wulan Indriyani – Ra Indrata)