Malang Post – Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi baru-baru ini meresmikan Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum nasional.
Namun apa yang terjadi?
Kegiatan ekstrakurikuler Pramuka menjadi tidak wajib.
Benarkah ekstrakurikuler Pramuka dihapus dari Kurikulum Merdeka?
Mengutip Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024, disebutkan sejumlah ekstrakurikuler tidak lagi menjadi mata pelajaran wajib, salah satunya Pramuka.
Ekstrakurikuler Bersifat Sukarela
Dalam peraturan itu disebutkan bahwa ekstrakurikuler adalah kegiatan pengembangan karakter dalam rangka perluasan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerja sama, dan kemandirian Peserta Didik secara optimal yang dilakukan dengan bimbingan dan pengawasan Satuan Pendidikan.
Jenis Ekstrakurikuler
1. Krida, misalnya: Kepramukaan, Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS), Palang Merah Remaja (PMR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), dan lainnya;
2. karya ilmiah, misalnya: Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian, dan lainnya;
3. latihan olah-bakat atau latihan olah-minat, misalnya: pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, pecinta alam, jurnalistik, teater, teknologi informasi dan komunikasi, rekayasa, dan lainnya;
4. keagamaan, misalnya: pesantren kilat, ceramah keagamaan, baca tulis Al-Quran, retret; atau
5. bentuk kegiatan lainnya.
Ekstrakurikuler dapat diselenggarakan dalam berbagai format sebagai berikut.
1. Individual, yakni Ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh Peserta Didik secara perorangan.
2. Kelompok, yakni Ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh kelompok-kelompok Peserta Didik.
3. Klasikal, yakni Ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh Peserta Didik dalam 1 (satu) rombongan belajar.
4. Gabungan, yakni Ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh Peserta Didik antar rombongan belajar. yakni Ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang
5. Lapangan, diikuti oleh seorang atau sejumlah Peserta Didik melalui kegiatan di luar sekolah atau kegiatan lapangan.
Prinsip Pengembangan
Ekstrakurikuler pada Satuan Pendidikan dikembangkan dengan prinsip sebagai berikut.
1. Bersifat individual, yakni bahwa Ekstrakurikuler dikembangkan sesuai dengan potensi, bakat, dan minat Peserta Didik masing-masing.
2. Bersifat pilihan, yakni bahwa Ekstrakurikuler dikembangkan sesuai dengan minat dan diikuti oleh Peserta Didik secara sukarela.
3. Keterlibatan aktif, yakni bahwa Ekstrakurikuler menuntut keikutsertaan Peserta Didik secara penuh sesuai dengan minat dan pilihan masing-masing.
4. Menyenangkan, yakni bahwa Ekstrakurikuler dilaksanakan dalam suasana yang menggembirakan bagi Peserta Didik.
5. Membangun etos kerja, yakni bahwa Ekstrakurikuler dikembangkan dan dilaksanakan dengan prinsip membangun semangat Peserta Didik untuk berusaha dan bekerja dengan baik dan giat. Ekstrakurikuler dikembangkan dan
6. Kemanfaatan sosial, yakni bahwa dilaksanakan dengan memperhatikan dampak positifnya bagi masyarakat.
Kata Nadiem Makarim soal Kurikulum Merdeka
Sebelumnya Nadiem Makarim santai menanggapi berbagai kritik terkait Kurikulum Merdeka.
Kurikulum Merdeka membuat para guru lebih kreatif dan belajar lebih menyenangkan.
“Ujung-ujungnya simple, kami mau bikin kurikulum yang bikin murid dan guru senang belajar. Kurikulum yang membuat guru dan murid senang belajar,” tegasnya dalam pidatonya.
Nadiem terharu dan mengapresiasi para guru yang bisa menaklukkan tantangan di lapangan.
Bagi siapapun yang masing mengkritik, Nadiem Makarim meminta agar semua pihak mengecek data asesmen nasional dan rapor pendidikan yang terlihat terus mengalami peningkatan.
“Bagi yang masih mengkritik, bagi yang belum siap, aduh lihat aja datanya. Semakin lama, fantastis. Signifikan. Dengan kurikulum merdeka, kelas jadi lebih hidup. Hal ini mengajarkan guru meniru aksi guru lainnya, ngerumpi bersama, berdebat, nyontek ide dalam kerangka kebaikan,” jelasnya. (*/disway/ra indrata)