
CINDERA MATA: Kenang-kenangan dari para dosen dan peneliti di bidang agribisnis UMM kepada Abdul Hamid, usai memberikan kuliah tamu. (Foto: istimewa)
Malang Post – Untuk memahami lebih dalam, tentang potensi dan tantangan dalam berbisnis di sektor agribisnis cabai, Program Studi Agribisnis Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), menggelar kuliah tamu.
Pembicara terkemuka dalam dunia agribisnis, dihadirkan sebagai narasumber. Yakni Abdul Hamid, Ketua Umum Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI).
Tema yang diambil Abdul Hamid dalam kuliah tamu tersebut, “Peluang dan Tantangan Berusaha Tani dan Berbisnis Cabe bagi Kaum Milenial di Era 4.0”.
Kuliah tamu ini diikuti oleh mahasiswa Program Studi Agribisnis UMM. Dihadiri dosen dan peneliti di bidang program agribisnis.
Peserta aktif bertanya dan berdiskusi dengan Abdul Hamid, sehingga tercipta suasana yang interaktif dan produktif.
Ary Bakhtiar, SP.,M.Si., Ketua Prodi Agribisnis UMM menerangkan, kuliah tamu ini merupakan bagian dari upaya Prodi Agribisnis, untuk memberikan wawasan mendalam kepada mahasiswa. Terkait potensi dan permasalahan yang dihadapi, dalam berbisnis di sektor agribisnis. Khususnya dalam produksi dan pemasaran cabai.
“Bapak Abdul Hamid, dengan pengalamannya yang luas dalam industri agribisnis cabai, memberikan paparan yang mendalam. Mengenai peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan oleh kaum milenial dalam berbisnis di sektor ini,” tegasnya.

PEMATERI: Abdul Hamid, Ketua Umum Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI), saat memberikan kuliah tamu. (Foto: Istimewa)
Tentu dengan adanya kuliah tamu ini, diharapkan memberikan wawasan yang berharga bagi mahasiswa Agribisnis UMM.
Dalam kuliah tamunya, Abdul Hamid menitik beratkan semangat kepada para generasi muda, atau saat ini biasa disebut pemuda milenial, untuk menjadi penentu kemajuan pertanian dan berbisnis cabe di masa depan.
Termasuk peluang dan tantangan berusaha tani dan berbisnis cabai, di era milenial 4.0. Sebab estafet petani selanjutnya, berada di pundak generasi muda sendiri.
“Siap tidak siap, generasi ini dituntut wajib mempunyai inovasi dan gagasan kreatif. Yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan pertanian dan berbisnis cabe sendiri.”
“Termasuk berbagai macam inovasi, yang ada di dalam dunia pertanian dan agribisnis itu sendiri,” kata Abdul Hamid.
Hal tersebut tak lepas dari kemajuan teknologi dan era pertanian 4.0, dimana setiap petani difokuskan pada penyiapan SDM. Yang siap bersaing dan menciptakan SDM profesional, demi peluang dan tantangan berusaha tani dalam agribisnis.
Sementara itu, Dekan FPP Prof. Dr. Ir. Aris Winaya, M.M., M.Si. IPU. ASEAN Eng., memberikan apresiasi terhadap kuliah tamu yang di adakan oleh Prodi Agribisnis UMM.
“Semoga melalui kegiatan kuliah umum hari ini, mahasiswa dan dosen di Program Studi Agribisnis UMM, memperoleh ilmu dan pengalaman yang dapat diterapkan ke depannya.”
“Karena sejatinya kegiatan seperti ini, sangat penting sekali untuk bekal mahasiswa Prodi Agribisnis UMM, dalam membaca peluang dan tantangan. Serta cara menanggulangi kegagalan dan usaha tani cabai saat ini,” tandasnya. (M. Abd. Rahman Rozzi)