
TULARKAN ILMU: Mahasiswa HI UMM, saat memberikan pelajaran seputar pembuatan kompos dengan menggunakan keranjang Takakura (Foto : Istimewa)
Malang Post – Di Indonesia, pengolahan dan pemilahan sampah di masing-masing rumah masih jarang dilakukan. Padahal kegiatan ini sudah lumrah dilakukan negara-negara lain, seperti Amerika Serikat dan Jepang.
Melihat hal ini, tim mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melakukan hal unik di ahir tahun 2023.
Yakni berkolaborasi dengan Trash Hero Tumapel, untuk mengajari ibu-ibu di Desa Bulukerto. Bagaimana cara membuat kompos menggunakan keranjang Takakura.
Aulia Ramadhani, salah satu mahasiswa menjelaskan, composting merupakan rangkaian proses secara biologi, untuk mengurai bahan-bahan yang organik. Kemudian dijadikan suatu produk contohnya humus dan lebih dikenal sebagai kompos.
Adapun metode yang mereka lakukan adalah Takakura dari Jepang. Salah satu alat utama metode ini, adalah keranjang yang berlubang dan berbahan plastik. Begitupun dengan pakan ayam, tanah, bekas sampah organik, air gula aren yang dicairkan.
“Program sosialisasi ini tidak hanya mengajarkan masyarakat desa, terkait cara mengelola sampah menjadi produk berguna saja. Tetapi juga menyadarkan mereka akan manfaat jangka panjang.”
“Termasuk meningkatkan pemikiran dan kesadaran masyarakat, akan pentingnya menjaga lingkungan. Salah satu caranya, dengan melaksanakan metode keranjang Takakura,” kata Aulia menjelaskan.
Menurutnya, kegiatan ini merupakan contoh nyata, bagaimana anak-anak muda sadar akan lingkungan dan berupaya menjaganya. Apalagi dengan menggaet organisasi lain yang membuat agenda ini mendorong anak muda lain untuk turut berkontribusi di berbagai aspek.
Tidak hanya di bidang lingkungan, tapi bisa juga mengembangkan program di aspek ekonomi, sosial, religi dan lainnya. Bahkan sosialisasi ini disponsori Dinas Lingkungan Hidup Kota Batu dan Warung Wak Breng.
“Sosialisasi ini sebenarnya juga merupakan implementasi mata kuliah gerakan sosial global yang diampu bapak Ruly Inayah Ramadhoan. Melalui program ini, kami semakin bersemangat untuk melahirkan aktivitas bermanfaat lainnya. Saya bersyukur UMM terus mendorong kami untuk memaksimalkan potensi dan kesempatan,” katanya.
Dalam melaksanakan kegiatan tersebut, Aulia tidak sendiri. Dibantu mahasiswa lain, seperti Tuti Septichana, Fadiatul Maghfiroh, Navisa Septia,Liony Putri, Nur Rizqiah, Aisya Nazelina, Fariz Yanuar, Mareza Zulvan dan Dimas Satria. (M. Abd Rahman Rozzi)