Malang Post – Asandra Salsabila, seorang pegiat ekonomi kreatif (ekraf) Malang, menggarisbawahi adanya peluang dan tantangan dari perkembangan ekraf di Kota Malang. Menurutnya, perbandingan pertumbuhan ekraf antara Jakarta dan Kota Malang, menunjukkan perbedaan signifikan dalam beberapa. Seperti penetrasi, informasi, dan kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM).
“Lets say di Jakarta, sekarang bisnis food and beverage (FnB) seperti bakery lokal saja, mereka sekarang sudah main aplikasi big data, data analisis User Interface (UI) research. Jadi mereka sangat berkembang dari sisi teknologi,” ujar Asandra, dalam diskusi Ekraf pada kegiatan pembukaan UKW PWI Malang Raya, Jumat (17/11/2023) sore.
Sementara di Kota Malang menurutnya, generasi muda telah menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap perkembangan teknologi, terutama dalam bidang perangkat lunak. Hal tersebut diketahui melalui gerakan #17an_MLG yang diselenggarakannya beberapa waktu lalu.
CINDERA MATA: Ketua PWI Jawa Timur, Lutfil Hakim, memberikan piagam penghargaan kepada Asandra Salsabila. (Foto: istimewa)
Namun, Sandra menekankan bahwa untuk membuat ekraf di Kota Malang semakin maju, maka mempererkuat SDM di bidang teknologi, data, dan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligent (AI) menjadi krusial di era saat ini.
Lebih lanjut, Sandra juga membahas perbedaan dalam akses permodalan antara Jakarta dan Kota Malang. Di Jakarta, menurutnya banyak perusahaan perintis yang dapat dengan mudah bertemu dengan investor.
Sementara kultur di Kota Malang, dikatakannya masih kurang maksimal, akibat masih adanya persepsi bahwa modal untuk memulai usaha sangat tinggi dan harus didasari dari modal pribadi.
“Padahal kan kita ada program partnership seperti itu, dengan feature capital atau dengan investor dan lain-lainnya. Kurang lebih itu,” tekannya.
Diakhir, Sandra juga sedikit menyinggung terkait dengan perkembangan Kota Malang sebagai pusat pendidikan. Menurutnya hal ini justru menjadi potensi besar yang harus dimanfaatkan. Dengan banyaknya perguruan tinggi di wilayah Kota Malang, Sandra menekankan pentingnya mengikuti jejak kota pendidikan lainnya, seperti Yogyakarta, dalam pengembangan software engineering sebagai ekspor potensial dari Kota Malang.
“Jadi kalau di Malang sendiri benar sekali potensinya sudah besar. Tapi, yang harus dikembangkan itu harus paralel, harus jalan semua. Mau itu SDM atau teknologi. Karena kalau orang mau invest di Malang, harus ada something yang mendukung, SDMnya sudah bagus, tinggal kita tingkatkan lagi. Jadi kalau harus diurutin, paling urgent menurut aku permodalan dulu, sih,” tukasnya. (*/ Ra Indrata)