Malang Post – Inovasi ini perlu ditiru masyarakat Kota Batu. Untuk mengelola sampahnya secara mandiri. Sehingga sampah tak dibuang di pinggiran jalan dan sungai-sungai. Inovasi itu adalah pengadaan komposter terpadu.
Inovasi tersebut sudah dilakukan oleh masyarakat di wilayah RW 03 Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Sebagai upaya untuk mengolah sampahnya secara mandiri.
Inovasi tersebut menarik minat Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai untuk melihat masyarakatnya mengolah sampah secara mandiri. Setibanya di lokasi, dia langsung melihat secara detail cara pembuatan komposter tersebut.
Aries juga menanyakan secara detail kepada masyarakat. Bagaimana alur lingkungan untuk melakukan pengolahan berbagai jenis sampah tersebut.
“Warga setempat sudah tereduksi dengan baik, tentang bagaimana pengolahan sampah yang baik. Ini merupakan salah satu solusi, apa yang tengah dihadapi Kota Batu saat ini,” tutur dia.
Menurutnya, edukasi tentang pengolahan sampah kepada masyarakat harus dilakukan secara sporadis, di lingkungan masyarakat yang begitu luas. Edukasi bisa dilakukan melalui komunitas masyarakat yang jumlahnya sedikit.
Contohnya melalui dasawisma yang sudah disiapkan. Dengan cara tersebut, masyarakat bisa memperoleh solusi. Dimana bisa membuang sampah organik, serta bisa mengolah sampah anorganik dan jenis sampah lainnya.
“Dilingkungan ini, kemauan masyarakat untuk mengadakan komposter komunal cukup tinggi. Sebab untuk mengatasi persoalan sampah, harus ada kesadaran dari lingkungan untuk mengolah sampah,” tutur dia.
Selain melihat pembuatan komposter di RW tersebut. Aries juga melihat pengelolaan sampah mandiri warga RT 03/RW 12 Desa Pesanggrahan, Kecamatan Batu. Di lingkungan itu, sudah tiga tahun mempraktikkan pengolahan sampah dari rumah. Serta dimanfaatkan bagi lingkungan sekitar.
“Harus ada niat dan kesadaran dari lingkungan untuk membiasakan diri mengolah sampah. Warga ditempat tersebut sudah memilah sampah. Lalu memanfaatkan sampah organik menjadi kompos serta pupuk cair untuk tanaman. Terpenting adala ada kemauan warga untuk bekerja. Karena secanggih apapun alat yang diberikan jika tidak ada yang bekerja maka akan sia-sia,” tuturnya.
Disisi lain, Kepala Desa Mojorejo, Rujito menyampaikan, untuk mengatasi persampahan di desanya. Saat ini pihaknya menerapkan pola penanganan sampah di tingkat dasawisma.
“Yang menangani ini adalah ibu-ibu. Sebab biasanya mereka lebih telaten. Karena itu, kami buatkan pelatihan pengelolaan sampah. Berbasis dasawisma se Desa Mojorejo,” tuturnya.
Dalam melakukan pengelolaan sampah, berbagai cara dilakukan dasawisma di desa tersebut. Diantaranya membuat bio compound, komposter komunal dan juga membuat lubang.
“Komposter komunal menarik perhatian Pj Wali Kota untuk datang. Dengan adanya hal itu, kami sangat senang sekali. Kedepannya, kami akan bersama-sama berusaha untuk menangani permasalahan sampah,” tandasnya. (Ananto Wibowo)