Malang Post – Operasi Patuh Semeru 2023, sejak Senin (10/7/2023) lalu, sudah mulai dijalankan. Hingga Senin (24/7/2024) mendatang.
Kegiatan untuk menekan angka kecelakaan dan meningkatkan kepatuhan terhadap aturan lalu lintas ini, akan mengoptimalkan mobil INCAR (Integrated Node Capture Attitude Record).
“Sedang patroli dilakukan dengan cara hunting di beberapa titik, yang memang dinilai rawan laka dan rawan pelanggaran,” ujar Kanit Turjawali Satlantas Polresta Malang Kota, AKP Syaikhu, ketika menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk, Rabu (12/7/2023).
Sementara untuk penindakan yang dilakukan, juga mengedepankan sifat humanis dan persuasif pada pengendara.
AKP Syaikhu juga menjelaskan, target atau sasaran dalam operasi kali ini, khususnya untuk pengendara yang tidak memakai helm dan pengendara dibawah umur.
Juga kendaraan yang melawan arus, tidak berplat nomor, berboncengan lebih dari satu, sampai kendaraan ODOL (Over Loading Over Dimension).
Selain itu juga dijelaskan, terkait kembali diberlakukannya tilang manual. Tetapi bukan berarti tilang elektronik tidak dilakukan kembali.
“Mengingat khususnya di jalan jalan ramai, akan menjadi tantangan ketika dilakukan tilang manual. Jadi memungkinkannya dilakukan tilang elektronik,” tambahnya.
Tilang secara mobil, katanya, sejauh ini juga masih dilakukan. Dengan memanfaatkan mobil INCAR. Meki mobil INCAR punya kelemahan, yaitu tidak bisa mendeteksi beberapa kesalahan dalam berkendara. Salah satunya tidak bisa mendeteksi knalpot brong.
Ketika tindakan penilangan dilakukan, jelas Syaikhu, tim lantas tidak menerima titipan berupa apapun.
“Jadi pelanggar bisa ke bagian penilangan untuk minta Briva. Nanti bayar tilang bisa dilakukan, atau bisa dengan langsung hadir ke Kejaksaan Negeri,” tandas Syaikhu.
Penerapan kembali tilang manual tersebut, tambah dosen Departemen Sosiologi Universitas Brawijaya, Iwan Nurhadi, jauh lebih baik daripada hanya mengandalkan tilang elektronik.
Karena dengan adanya tilang manual, kata Iwan, jajaran polisi juga bisa melakukan pendekatan secara persuasif. Dengan mengedukasi masyarakat secara langsung.
“Bahkan di era digital ini, juga bisa pihak polisi melakukan campaign Operasi Patuh Semeru 2023, melalui sosial media,” ujarnya.
Iwan juga menjelaskan, dengan adanya Operasi Semeru yang dilakukan masif, alam menjadi upaya yang baik. Untuk kembali mengingatkan masyarakat supaya tertib berlalu lintas. Sehingga bisa meminimalkan angka laka.
“Sebenarnya dalam mewujudkan masyarakat yang tertib, itu bisa dimulai dari lingkup keluarga. Contoh saja ketika di jalan, seorang ayah sedang berkendara bersama keluarga. Ketika melihat jalan yang padat, maka harusnya lebih sabar lagi. Sehingga anak anaknya bisa mencontoh perilaku itu,” jelasnya. (Wulan Indriyani – Ra Indrata)