
Malang Post – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Jam’iyyatul Qurro’ wal Huffadz (JQH) salah satu Unit Kreativitas Mahasiswa di Universitas Islam Malang (Unisma). Tiada henti menorehkan prestasi di daerah dan nasional.
Berbagai kompetisi ke Al Qur’an-an pernah diikuti. Tentunya ada yang kalah dan menang. Meski demikian, UKM ini tiada kata lelah bersaing lagi dalam kejuaraan tingkat nasional.
Menang bukanlah satu-satunya tujuan dari UKM ini. Melainkan bertujuan menyiarkan Al Qur’an dengan berbagai bakat yang dimiliki.
Tahun 2023 ini, ada beberapa prestasi yang diraih oleh anggotanya. Diantaranya adalah Viqqi Razaqtana, Mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam Semester 2 Fakultas Agama Islam Universitas Islam Malang.
Sebagai catatan, hafis asal Kabupaten Paser Kalimantan Timur tersebut telah memperoleh beberapa prestasi membanggakan yang antara lain adalah:
Juara 1 Da’i Tingkat Nasional (Mahasantri Official). Juara 1 Da’i Tingkat Nasional (Ikatan Da’i Muda). Juara 1 Pidato Islami Tingkat Nasional (Gebyar Insani Muhammadiyah). Juara 1 Biografi Tokoh Tingkat Nasional (Gebyar Insani Muhammadiyah). Juara 1 Wawancara Tokoh Tingkat Nasional (Gebyar Insani Muhammadiyah). Juara 1 Artikel Islami Tingkat Nasional (Ikatan Da’i Muda). Harapan 2 Da’i Tingkat Nasional (GMQN ITSNU Pasuruan). Harapan 2 Da’i Tingkat Nasional (PKPT UM Malang)
Segala torehan prestasi juga akan mendapat apresiasi yang sangat baik dari pihak Unisma. Pencapaian ini tentu memacu semangat UKM JQH Unisma dalam meraih prestasi yang lebih gemilang lagi untuk kampus tercinta.
Terpisah, Viqqi Razaqtana, Jumat sore (17/3/2023) mengucapkan, “Alhamdulillah bersyukur Mas. Saya bisa kuliah di universitas yang mengedepankan agama dan ahlaknya. Karena melalui kampus ini saya bisa lebih mengasah ilmu pendidikan dan juga keagamaan sekaligus.”
“Melalui (UKM) Jam’iyyatul Qurro’ wal Huffadz (JQH) tentu ada kebanggan tersendiri. Apalagi di kampus ini, juga terdapat pesantren Kampus Ainul Yaqin Unisma. Setiap saat menjadikan ilmu agama kita bertambah,” urai santri Play Unisma tersebut.
Soal perlombaan, ia punya kesan terutama pada bidang da’i. Saat ini terus dia tekuni. Karena berfastabiqul khoirot dalam bidang ini tidaklah mudah. Harus siap dengan segala resiko dan tanggung jawab besar. Atas apa yang disampaikan kepada jamaah dan masyarakat.
Mempersiapkan diri menjelang perlombaan, diperlukan latihan yang extra dan teratur. “Persiapannya, ada pelatihan dari para senior dan masukan materi dari para Kyai, Ustadz dan Dosen kepada saya. Setiap hari. Seperti tafsirnya kurang dan lain-lain,” tambah dia.
Akan tetapi lanjutnya, baginya di setiap kejuaraan, bukan juara yang utama. Akan tetapi ilmunya yang diperoleh. Ia menganggap sebagai bekal utama bagi dirinya. Lantaran ilmu agama adalah ilmu terpenting.
Sebagai bekal di tengah masyarakat. Sangat memprihatinkan jika kita tidak bisa apa-apa. Apalagi punya background santri dan mahasiswa. Tidak boleh hanya sekedar bercita-cita menjadi guru, ASN dan PNS.
“Tapi lebih daripada itu, kita harus tunjukkan. Segala kemampuan yang dimiliki harus yakin bisa membawa perubahan. Bisa menjadi agent of change di tengah masyarakat dan arus global yang semakin hari semakin menantang”.
“Agar dapat menginspirasi generasi Qur’ani di kalangan milenial masa kini. Baik di daerah asal saya dan juga masyarakat umum,” pungkasnya. (M Abd Rahman Rozzi-Januar Triwahyudi)