Malang Post – Bupati Malang, HM Sanusi, di hadapan Presiden Joko Widodo, menerima Piala Abyakta. Sebagai wujud penghargaan dalam Anugerah Kebudayaan PWI Pusat 2023.
Anugerah diserahkan langsung Ketua PWI Pusat, Atal S. Depari. Dalam puncak acara Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2023. Di Gedung Serbaguna Deli Serdang, Sumatera Utara. Kamis (9/2/2023) ini.
Sanusi yang mengangkat soal inovasi pangan berbasis kearifan lokal, menerima penghargaan bersama sembilan bupati dan walikota lainnya. Yakni Bupati Serdang Bedagai (Sumut) Darma Wijaya, Bupati Kuningan (Jabar) Acep Purnama, Bupati Indragiri Hilir (Riau) HM Wardan, Bupati Agam (Riau) Andri Warman, Bupati Halmahera Selatan (Maluku Utara) Usman Sidik.
Sedangkan yang mengangkat soal sandang : Bupati Sleman (DIY) Kustini Sri Purnomo dan Bupati Pesawaran (Lampung) Dendi Ramadhona K. Hanya satu yang mengangkat soal papan: Wali Kota Surabaya (Jatim) Eri Cahyadi.
Inovasi yang dipaparkan di hadapan dewan juri Anugerah Kebudayaan, didasari pada kenyataan banyaknya potensi Kabupaten Malang dalam bidang pangan.Kabupaten Malang, memiliki kondisi topografi, yang dikelilingi oleh pegunungan dan laut sehingga sangat mendukung pengembangan pertanian dan perikanan.
“Bahan pangan merupakan salah satu aspek penting dalam mendukung kehidupan manusia. Yang menempati urutan pertama dalam kebutuhan pokok manusia,” tegas Bupati.
Bahkan saat presentasi beberapa waktu lalu, Sanusi membawa sejumlah hasil produk pangan. Seperti alpukat, kopi, bawang merah, olahan ikan tuna dan hasil pangan lainnya.
Bupati Sanusi yang pernah menjadi guru dan dosen ini melakukan inovasi dan menciptakan program unggulan, yang bertujuan untuk kesejahteraan penduduk Kabupaten Malang yang kini berjumlah 2.611.907 jiwa.
“Pemerintah Kabupaten Malang melakukan penelitian dan pengembangan pangan secara terus-menerus dengan menggandeng lembaga pendidikan, lembaga penelitian, pelaku usaha pangan, dan masyarakat,” katanya.
Bupati menegaskan, inovasi pangan dilakukan berbasis kearifan lokal dan informasi global, hasilnya luar biasa dan membuat bangga. Dari kabupaten ini muncul sejumlah komoditas unggulan dalam bidang pertanian, peternakan, dan perikanan, Kabupaten Malang.
Jawa Timur, kini memiliki 13 komoditas unggulan yang diekspor ke luar negeri. Cabai rawit dikirim ke Malaysia dan Singapura. Manggis ke Cina. Singkong beku ke Belanda, Amerika Selatan, Arab Saudi, dan Jerman. Sayur ke Cina dan Taiwan serta pakan ternak ke Brunei Darussalam.
“Kami mempunyai program unggulan untuk pisang sehingga bisa diekspor ke Hong Kong. Ada pisang Sang Mulyo mempunyai berat per tandan 55 s/d 70 kg. Jumlah sisirnya 17 sampai dengan 21,” ungkapnya.
“Pisang Sang Mulyo akan menjadi salah satu varietas dalam pengembangan pisang 1 juta batang di Indonesia yang benihnya diproduksi melalui kultur jaringan atau pecah bonggol.
Pisang raksasa Sang Mulyo Malang ini menarik perhatian Presiden Joko Widodo,” tutur Bupati M. Sanusi dengan bangga.Program unggulan lainnya adalah alpukat. Saat ini kabupaten tersebut memiliki lahan tananam alpukat seluas sekitar 6.992 hektare. “Satu buah alpukat beratnya bisa mencapai dua kilogram. Alpukat ini telah mendapat perhatian dari Gubernur Jawa Timur Ibu Khofifah Indar Parawansa,” tuturnya.
Dengan mengandalkan kearifan lokal dan berbasis informasi, Bupati Sanusi mendorong penduduknya untuk membangun perikanan, yakni beternak lele, nila, serta menangkap tuna.
Tidak hanya produksi ikan yang digenjot. Budaya maritimnya juga dilestarikan dan dikembangkan. Nelayan di Kabupaten Malang memiliki tradisi “Petik Laut”, khususnya masyarakat pesisir yang tinggal di wilayah pantai Sendang Biru.
“Tradisi Petik Laut adalah ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas sumber daya ikan yang diberikan. Tradisi ini dilaksanakan pada tanggal 27 September setiap tahun. Petik Laut juga sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran akan kelestarian ekosistem laut,” katanya. (Ra Indrata)