
Malang Post – Universitas Islam Malang (Unisma) menggelar seminar nasional dalam rangka meresmikan Griya Moderasi Beragama dan Bela Negara (GMBB) Kamis 26 Januari 2023.
Mengangkat tema: “Meneguhkan Moderasi Beragama dan Bela Negara”. Berlangsung di ruang seminar KH Wahab Hasbullah Gedung Usman Bin Affan (Gedung B Lantai 9) Unisma.
Rektor Unisma dalam sambutanya menjelaskan. Moderasi beragama dan bela negara harus berjalan beriringan. Karena data menyebutkan masih banyak pegawai pemerintah yang terpapar radikalisme.
Griya MBBN diharapkan bisa menjadi wadah bagi dosen PAI dan mahasiswa dalam berkarya dan menyebarkan faham-faham islam rahmatan lil ‘alamin.
“Tugas utamanya adalah penguatan moderasi beragama. Artinya beragama yang moderat, tengah, tidak ekstrim dan juga toleran, inklusif, merawat kemajemukan dan perbedaan,” tuturnya.
Rektor yang terkenal ramah kepada wartawan ini, juga menyebutkan. Harus ada sebuah web untuk belajar Islam moderat. Baik dari segi harakah maupun manhaj. Kemudian dalam memahami teks tidak boleh terlepas dengan konteks. Oleh karena itu, konteks sangat mempengaruhi pemahaman keagamaan. “Selain itu, berbagai macam ukhuwah juga harus dikembangan di segala lini masyarakat,” jelasnya.
“Sehingga dalam rangka pengembangan jangka panjang, Unisma akan menyinergikan Griya MBBN ke dalam lembaga pengkajian Islam dan keaswajaan sebagai lembaga yang sudah dimiliki Unisma,” tandasnya.
Dalam kegiatan ini, Unisma juga menghadirkan tokoh lintas agama dari semua agama. Termasuk juga Direktur PAI Ditjen Pendis Kemenag RI, Drs. Amrullah, M.Si. Kemudian Prof. Dr. Turhan Yani, M.Ag. Pembina Pergerakan Mahasiswa Moderasi Beragama dan Bela Negara, Dr. Muhammad Anas, M.Phil.Sekretaris FKUB Kota Malang dan tentu para petinggi Unisma. Untuk kemudian bersama-sama melakukan refleksi kebangsaan. Selain itu, dalam forum ini juga nanti akan ada launching dan peresmian Griya Moderasi Beragama dan Bela Negara (GMBB).
Di satu sisi Drs. Amrullah, M.Si yang juga sebagai narasumber menjabarkan berbagai hal. Terkait pengembangan moderasi beragama dan bela negara mulai dari jenjang pendidikan terendah sampai perguruan tinggi.
Direktur PAI Ditjen Pendis Kemenag Ri tersebut juga menekankan. Moderasi beragama dan bela negara harus terinternalisasi dengan baik di setiap lembaga pendidikan. Sehingga menurutnya Untuk menunjang hal tersebut, Kementrian Agama telah menerbitkan buku panduan Pendidikan Agama Islam yang telah di insersi dengan nilai-nilai moderasi beragama dan bela negara.
Ia juga menekankan terkait peran GMBB di tengah pergolakan pemahaman ekstrem kanan maupun ekstrim kiri.GMBB harus bisa menjadi sentral atau pusat pemikiran. Artinya, civitas akademika pendidikan mempunyai peran dalam memberikan pemahamaan keagamaan yang moderat. “Baik dalam segi pemikiranya maupun pergerakanya,” pungkasnya.
Sebagai catatan, Unisma menjadi salah satu dari sembilan perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki Griya Moderasi Beragama dan Bela Negara. Digagas Kementerian Agama Republik Indonesia melalui melalui Sub Direktorat Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi. Perguruan-perguruan tinggi tersebut adalah :
1. Universitas Indonesia (UI)
2. Universitas Gajah Mada (UGM)
3. Universitas Negeri Surabaya (UNESA)
4. Universitas Negeri Malang (UNM)
5. Universitas Islam Malang (UNISMA)
6. Universitas Wahid Hasyim (UNWAHAS)
7. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
8. Universitas Islam Nusantara (UNINUS),
9. Universitas Islam Garut (Uniga).
(M. Abd Rahman Rozzi – Yanuar Triwahyudi)