Malang Post – Irama gamelan rancak terdengar dari halaman depan Museum Mpu Purwa, Kota Malang. Dimainkan siswa-siswi SMPN 4 Kota Malang. Berpakaian adat nasional, mereka tak hanya piawai menabuh aneka jenis gamelan. Namun, suara dari dua vokalis dengan backing vokal dari para nayaga (penabuh gamelan) terdengar sangat merdu. Mereka melantunkan lagu Kutho Malang Misuwur (Kota Malang tersohor).
Tak hanya budayanya, tetapi juga terkenal kulinernya.Terutama kuliner baksonya. Kesohor mulai nasional hingga mancanegara.
Irama gamelan itu sebagai pembuka kegiatan Konservasi Koleksi Arca Museum Mpu Purwa Kota Malang, Minggu (24/12/2022). Acara ini dibuka Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang, Dr.Hj. Dian Kuntari S.STP, M.Si. Diikuti para milenial yaitu pelajar SMP dan para orangtuanya.
Mereka pun diajak praktik bagaimana merawat dan membersihkan sejumlah arca koleksi Museum Mpu Purwa, setelah sebelumnya mendapat penjelasan dari para konservator soal tata cara perawatan benda purbakala itu.
Menurut Dian Kuntari, merawat dan membersihkan benda koleksi Museum Mpu Purwa tidak boleh sembarangan. Karena benda-benda itu punya usia puluhan tahun, bahkan ada yang ratusan tahun. Karena itu, perlakuan perawatannya juga harus khusus dan hati-hati.
Ada tiga konservator yang kemarin memaparkan teknis perawatan koleksi Museum Mpu Purwa. Mereka adalah Rakai Hino Galeswangi, Mimin Yunimarita dan Novita Dwijayanti. Menurut Mimin, ada dua teknik perawatan arca. Yaitu, mekanik kering dan basah.
Mekanik kering dilakuķan untuk arca-arca yang ada di dalam ruangan. Alatnya pakai sulak dan kuas. Sedang mekanik basah, untuk arca yang di luar ruangan. Alatnya sikat ijuk dan air. Tak pakai cairan kimia karena bisa merusak arca.
Novita menambahkan, perawatan maupun pembersihan arca-arca di dalam ruangan antara 2 sampai 3 kali dalam seminggu. Biasanya bersamaan membersihkan ruangan, arca-arca juga dibersihkan pakai sulak dan kuas. “Untuk satu arca kecil butuh waktu 30 menitan. Sedang arca besar bisa sejam lebih,” ujar Mimin.
Kalau arca yang diluar, frekwensi perawatannya tergantung dari tingkat curah hujan. “Semakin sering hujan maka pemeliharaannya juga sering. Terutama yang berlumut harus dibersihkan dengan sikat ijuk dan air,” ujar Mimin, Juru Pelihara Koleksi Museum Mpu Purwa ini.
Koleksi arca di Museum Mpu Purwa sebanyak 136. Dari arca-arca itu yang banyak butuh waktu dibersihkan adalah yang punya banyak lekukan.
Para siswa dan orang tua sangat antusias menyambut program ini. “Saya jadi paham bahwa perawatan arca tidak dapat dilakukan sembarangan,” kata Siera, siswa SMPN 4 Kota Malang.
Sementara salah satu orang tua pendamping yang juga guru SDN di Merjosari, Novi, merasa gembira bisa mengikuti kegiatan konservasi benda-benda purbakala itu. Karena, dengan kegiatan seperti ini dia jadi mengerti cara merawat benda warisan para leluhur itu.
“Benda-benda bersejarah seperti ini memang perlu dilestarikan,” ujar Novi penuh antusias sambil ikut membersihkan sebuah arca bersama para orang tua pendamping lainnya . Dia berharap para siswa SD juga dikenalkan dengan kegiatan konservasi ini.(Eka Nurcahyo/Adv)