AMEG – Kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan pada awal Maret 2020. Lebih dari satu tahun yang lalu. Pandemi mengubah berbagai tatanan kehidupan di segala sektor. Tak terkecuali pendidikan.
Pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk melakukan pembelajaran secara daring di rumah masing-masing, guna mencegah penyebaran virus corona. Para guru dan siswa harus beradaptasi dengan tatanan baru. Penguasaan teknologi menjadi penting di era pandemi. Pendidik dituntut kreatif dalam memberikan materai, agar dapat dipahami oleh para peserta didiknya.
Namun masih banyak pendidik yang kesulitan dalam memberikan materi secara daring. Imbasnya, peserta didik pun juga kesulitan memahami materi. Tidak hanya itu, para orangtua pun ikut kesulitan dalam membantu anak-anak mereka mengerjakan tugas-tugas yang diberikan selama pembelajaran daring.
Melihat hal tersebut, mahasiswa yang mengikuti kegitaan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiwa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Kelompok 25 Gelombang 3 di Desa Beji, menyediakan sarana rumah belajar. Fasilitas ini digunakan untuk proses pembelajaran yang dilakukan secara luring atau tatap muka.
Rumah belajar ini dibuat khusus untuk anak-anak Desa Beji yang menempuh pendidikan mulai dari jenjang Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas.
Para mahasiswa ikut membantu anak-anak yang kesulitan dalam pembelajaran dan membantu anak-anak mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan guru. Mereka juga memberikan edukasi dengan media video animasi yang dapat dengan mudah dipelajari dan dipahami oleh anak-anak.
Video animasi dipilih karena anak-anak di Desa Beji ini sangat tertarik menonton animasi, sehingga mereka tidak bosan selama proses pembelajaran. Permainan edukasi yang melatih fokus dan kekompakan anak-anak juga diberikan.
Ada juga materi pentingnya menabung dengan media video. Anak-anak juga diberi celengan serta cat warna. Mereka dapat mengembangkan kreativitas mereka dengan cara menggambar serta melukis celengan tersebut.
Adanya rumah belajar yang didirikan oleh kelompok PMM ini mendapatkan apresiasi masyarakat, khususnya orang tua siswa. Mengingat semenjak dilakukan pembelajaran daring, anak-anak jadi malas belajar dan mengerjakan tugas mereka. Alhasil orangtua ikut kewalahan membantu anak-anak mereka. Dengan adanya rumah belajar yang didirikan oleh Kelompok 25 Gelombang 3 PMM UMM ini para orangtua merasa sangat terbantu dalam penyelesaian tugas-tugas sekolah sang buah hati.(*)
*Ditulis oleh Mahasiswa PMM UMM