AMEG – Sampah masih menjadi masalah utama bagi Kota Batu. Apalagi, predikatnya sebagai kota wisata yang banyak dikunjungi wisatawan. Volume sampah di kota ini mencapai 90 ton per hari. Karena itu perlu ada terobosan dari pemkot untuk mengurangi. Yaitu, bagaimana meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan dan dapatnya dikelola secara 3 R (reuse, reduce dan recycle).
Karena itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu dalam rangkaian acara Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2021 menggelar sebuah festival bank sampah dan produk daur ulang bertema ‘Batu Recycling Exhibition’. Kegiatan dilangsungkan di Lippo Plaza Batu mulai Selasa (6/4) hingga Senin (12/4).
Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, masyarakat Kota Batu bisa semakin sadar. Bahwasanya limbah sampah bisa diolah menjadi sebuah kerajinan yang bernilai ekonomi tinggi. Ini sesuai dengan tema HPSN tahun 2021 yakni ‘Sampah Bahan Baku Ekonomi di Masa Pandemi’.
Kepala DLH Kota Batu, Aries Setiawan mengatakan, kegiatan itu merupakan salah satu usaha DLH untuk mewujudkan tema pada HPSN tahun 2021. Jika tema itu bisa benar-benar terwujud, diharapkan sampah di Kota Batu bisa berkurang.
“Pada tahun 2020 lalu tingkat pengurangan sampah di Kota Batu hanya 11,57 persen. Angka itu masih jauh dari target yang telah ditetapkan, yakni sebesar 22 persen,” ujar Arie kepada Dis Way Malang Post, kemarin.
Dalam festival ini, pihaknya tak hanya berkeinginan untuk mengurangi volume sampah. Namun, melalui daur ulang sampah menjadi barang bernilai ekonomi diharapkan bisa berkontribusi mendorong perkonomian di masyarakat. Terutama di masa pandemi Covid-19 ini.
“Festival ini, melibatkan 170 bank sampah se Kota Batu. Tak lupa, kami juga akan memberikan penghargaan kepada masyarakat yang memiliki kontribusi positif terhadap pengolahan sampah,” katanya.
Dalam festival ini, lanjut Aries, terdapat berbagai produk dari olahan sampah. Contohnya seperti dompet, cinderamata, tas, kursi, dan sebagainya. Nantinya, akan ada diskon besar-besaran produk pada penutupan festival.
“Kami berharap dengan adanya festival ini bisa semakin menginisiasi masyarakat bahwa sampah ini tidak semuanya dibuang. Lihat saja contohnya saat ini, sampah bisa diolah menjadi sebuah barang yang bernilai ekonomi,” ujarnya.
Jika hal itu sudah berjalan dan masyarakat banyak yang sadar perihal sampah bisa dimanfaatkan, maka target pengurangan sampah di Kota Batu pada tahun 2021 sebesar 24 persen akan tercapai.
Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko mengungkapkan, festival ini merupakan salah satu hal yang sangat luar biasa. Karena di festival itu memamerkan karya seni yang sangat indah yang terbuat dari bahan daur ulang sampah. “Ketika kita semua bisa mengolah sampah dengan baik, hal itu bisa menjadi sesuatu hal yang berbeda dan bermanfaat,” ujar Dewanti.
Lebih lanjut, Dewanti sangat berharap masyarakat Kota Batu bisa semakin sadar akan manfaat lain dari sampah. Dengan pengeloaan 3R maka nantinya sampah-sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA) akan semakin berkurang.
Menurut Dewanti, sampah di Kota Batu banyak yang dihasilkan dari wisatawan. Karena sudah jelas setiap wisatawan yang datang pasti akan meninggalkan sampah. Meski begitu, Dewanti mengimbau agar tak marah kepada wisatawan. Karena dengan banyaknya wisatawan yang datang ke Batu, juga memberikan rezeki bagi masyarakat Kota Batu.
“Pada festival ini, saya lihat hasil produksinya juga sudah sangat bagus. Bahkan saya rasa produk ini sudah layak untuk ditampilkan di resto-resto ataupun hotel,” tandas Dewanti.
>>>>>Selengkapnya Di Harian Di’s Way Malang Post Edisi Rabu (7/4)