
KARAKTER: Maba FPP UMM digembleng Diklat Bela Negara agar karakternya tangguh dan mampu menjadi patriot pejuang pangan.( Foto: Istimewa)
Malang – Membentuk mahasiswa menjadi tangguh. Siap menghadapi tantangan zaman. Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggelar Diklat Bela Negara bagi mahasiswa baru di Dodikjur Rindam V Brawijaya, Malang.
Berlangsung sepuluh hari. Resmi ditutup Drs H Wakidi, Sekretaris Badan Pembina Harian (BPH) UMM, Jumat (19/3). Tidak hanya penutupan. Pada akhir agenda, para peserta menampilkan ragam defile sebagai bukti telah berjuang selama diklat.
Dalam amanatnya, Wakidi menuturkan. Diklat Bela Negara berusaha membentuk peserta untuk memiliki karakter yang tangguh. Selain itu juga mampu menjadi patriot pejuang pangan. Agar bisa menghadapi tantangan zaman, bebas dari narkoba, bisa saling bekerja sama.
“Semua hal yang didapat dari pelatihan ini, nantinya akan bermuara pada satu. Yakni kebermanfaatan bagi NKRI,” tambahnya.
Wakidi juga mengingatkan para peserta, UMM kini telah menjadi perguruan tinggi Islam nomor satu terbaik di dunia. Maka seyogyanya para mahasiswa selalu disiplin, menjaga perilaku, berinovasi serta mengemban amanah dengan sebaik mungkin.
“Jangan lupakan pesan Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan pada pembukaan Student Day. Siapkan self planning sejak dini. Selalu berusaha memiliki kemampuan critical thinking, creative, communication dan confidence,” tegasnya.
Ia juga berharap agar semua yang mahasiswa dapat dari diklat ini, mampu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, juga bisa menjadi bekal menyelesaikan studi serta menjadi bekal hidup untuk memberikan solusi masalah kebangsaan.
Ditemui pada kesempatan sama, Dr Ir David Hermawan MP IPM, Dekan FPP menjelaskan. Mental tangguh sangat dibutuhkan di era yang cepat berubah seperti sekarang. Kemudian dilengkapi dengan bekal spritual agar tidak terjerumus narkoba dan pergaulan bebas.
“Cerdas dan tangguh saja tidak cukup. Perlu peningkatan akhlaqul karimah dari pribadi masing-masing mahasiswa baru,” terang dosen asal Garut ini.
David, panggilannya, mengungkapkan: agenda diklat Bela Negara ini, berangkat dari filosofi salat tahajud. Ketika yang lain berdiam diri dan tidur di tengah pandemi, mahasiswa baru FPP bangun dan mengikuti diklat Bela Negara selama sepuluh hari.
“Kegiatan ini kami selenggarakan dengan protokol kesehatan ketat. Jadi tidak mengorbankan keamanan dan kesehatan teman-teman mahasiswa baru dan semua pihak yang terlibat,” pungkas dosen yang menyukai olahraga tenis itu. (roz/jan)