Jakarta – Virus Corona, adalah tipe virus RNA (ribonucleic acid). Secara alami, mudah mengalami mutasi. Yang memang merupakan kemampuan virus untuk bertahan hidup. Hingga saat ini, belum mendapatkan bukti ilmiah, virus mutasi Covid-19 ini, lebih tinggi tingkat keganasannya dibanding virus Covid-19 yang awal. Namun, dari beberapa penelitian di negara lain menunjukkan, varian virus baru ini lebih cepat menular.
Penegasan itu disampaikan dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan RI, terkait ditemukannya mutasi virus dari Inggris. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), menerima informasi adanya dua kasus positif Covid-19, dengan mutasi virus corona dari Inggris. Dikenal dengan sebutan B117. Kasus tersebut, merupakan hasil temuan dari 462 sampel yang diperiksa. Mutasi virus Corona B117 sebelumnya pertama kali diumumkan di Inggris, pada Desember 2020.
Mutasi terjadi pada bagian tanduk atau spike dari virus. Menyebabkan virus lebih mudah masuk ke sel sasaran. Penularannya akan lebih cepat, dibanding varian yang lama. Kecepatan penularan mutasi virus tersebut, kata dia, tidak menyebabkan bertambah parahnya penyakit. Namun penelitian terkait varian baru ini terus dilakukan.
Para peneliti yang mendalami virus Corona B117 mengonfirmasi, efektivitas inokulasi terhadap virus masih ada di level yang bisa diterima. Sejauh ini belum mengganggu kinerja vaksin.
‘’Vaksin yang sekarang digunakan pemerintah, masih efektif untuk mencegah penularan mutasi virus. Tidak akan mempengaruhi kekebalan kelompok,’’ ujar dr. Nadia.
Karenanya, dia meminta masyarakat untuk tetap tenang. Tidak perlu resah. Meski tetap harus waspada. Meskipun tingkat keganasan varian baru virus Covid-19 ini belum diketahui, namun dengan kemampuan penularan yang lebih tinggi, masyarakat tetap harus lebih waspada dan disiplin menerapkan protokol kesehatan.
‘’Selain itu, menjelang libur panjang akhir pekan ini, kami imbau dengan sangat, masyarakat untuk menahan diri dan tidak bepergian dulu. Mengingat setelah libur panjang, umumnya terjadi peningkatan kasus positif Covid-19 dari kluster keluarga,’’ tambah dr. Nadia.
Sementara Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenkes, dr. Slamet, MHP., menambahkan, sejumlah langkah telah dilakukan pemerintah. Salah satunya memastikan untuk terus memperkuat upaya 3T (Testing, Tracing, dan Treatment). Untuk mencegah varian baru corona B117 meluas.
‘’Temuan ini menunjukkan kemampuan dan kapasitas dari laboratorium Balitbangkes dalam melakukan metode Whole Genome Sequencing (WGS). Mutasi virus Corona B117 yang terdeteksi pertama di Inggris, betul telah terdeteksi di Indonesia. Mutasi virus ini lebih menular. Orang yang terinfeksi varian ini, juga dapat menularkan virus dalam jumlah yang lebih besar,’’ ujar dr. Slamet.
Dijelaskan, kegiatan WGS ini merupakan salah satu bagian dari kegiatan surveilans genom virus SARS-COV-2, yang telah dilakukan sejak virus ini masuk ke Indonesia.
‘’Data hasil pemeriksaan genom ini diunggah ke repository Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID),’’ bebernya.
‘’Karakter dari varian mutasi B117 ini, tidak terbukti lebih parah infeksinya. Tapi memang belum ada hasil penelitian yang mengatakan, varian ini lebih ganas dan menyebabkan sakit yang lebih parah. Virus ini tetap dapat di deteksi dengan swab antigen dan swab PCR,’’ tutup dr. Slamet. (rdt)