Malang – Keberadaan Pasar Sumedang di Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang, masih menjadi salah satu pekerjaan rumah bagi Pemkab Malang.
Informasi yang dihimpun, pembangunan pasar ini sudah rampung. Namun, berdasarkan pantauan di lapangan, sejumlah pedagang masih ada yang jualan di luar bangunan yang baru selesai dibangun.
Itu menimbulkan pertanyaan dari sejumlah pengunjung maupun pedagang. Pasalnya, beberapa titik lokasi pasar yang saat ini banyak digunakan pedagang, terlihat kumuh.
Jalan yang dilalui juga masih berbatu. Jika hujan, jalan menjadi becek dan licin. Anggota Komisi III DPRD Kab Malang, Zia Ulhaq pun angkat bicara.
Menurutnya, sebenarnya sudah tidak ada kendala berarti di Pasar Sumedang. Ia juga sudah memastikan dengan melakukan tinjauan beberapa waktu lalu. Bangunan pasar sudah representatif.
“Pasar Sumedang itu sudah kita tinjau, sudah representatif. Yang jelas, salah satu syaratnya, pengembang harus menyerahterimakan kepada Pemda. Setelah pembangunan selesai. Dan jika sudah diserahkan, otomatis Pemkab tinggal memanfaatkan pasar tersebut,” ujar Zia, Selasa (9/2).
Dirinya tidak bisa memastikan, kendala apa yang menyebabkan hingga saat ini sejumlah pedagang belum pindah ke bangunan baru. Menurutnya, soal penggunaan Pasar Sumedang hanya tinggal menunggu diresmikan Bupati Malang.
“Kalau kami (DPRD Kab Malang) ‘kan hanya mengawasi proses pelaksanaannya saja. Kami lihat juga sudah sesuai. Ini ‘kan hanya tinggal ceremonynya saja. Artinya, tinggal Pak Bupati datang dan Pasar Sumedang diresmikan. Kalau yang baru ini representatif. Soal nanti setelah digunakan ada yang tidak sesuai, ‘kan ada pemeliharaan oleh kontraktornya,” jelasnya.
Dirinya berpendapat, bahwa pandemi covid menjadi penyebabnya. Maka, hingga saat ini pasar tersebut tidak kunjung diresmikan.
“Sebenarnya kemarin sebelum beliau (Bupati Malang) cuti. Namun mungkin karena pandemi ya. Sepertinya setelah Pilkada, mungkin setelah pelantikan. Itu sudah tidak ada maasalah. Hanya saat kita datangi, tinggal paving parkir saja,” tegas Zia.
Ia menyebutkan, bahwa hal itu hanyalah persoalan teknis. Tidak ada perkara substansial. Imnbaunya, pedagang di Pasar Sumedang bisa lebih bersabar.
“Ini tinggal soal teknis. Ya pedagang mungkin bisa bersabar sejenak,” pungkasnya.
Sebagai informasi, pembangunan pasar berlantai dua tersebut dimulai tahun 2017. Dilanjutkan tahun 2018. Anggaran yang digelontorkan untuk pasar yang dikenal Pasar Cokolio itu sebesar Rp 40 Miliar. (riz/jan)