Malang – Semua pengemudi mobil pasti pernah mengalami ngantuk. Ini jelas berbahaya. Karena blank sepersekian detik saja, nyawa taruhannya.
Selain itu, semua setir mobil atau roda kemudi atau wheel stir, bahannya an organik. Tidak ramah lingkungan.
Memang tak ada kaitannya antara ngantuk saat nyetir, dengan setir an organik. Tapi jika ada inovasi yang bisa mencegah ngantuk saat nyetir, dan dipadu dengan kemudi mobil berbahan organik, ini luar biasa.
Ini yang digagas Ahmad Fahmi Prakoso Cs. Mereka menciptakan sebuah prototipe. Sebuah roda kemudi yang terbuat dari limbah cangkang kupang merah dan tandan kelapa sawit.
Bahan ini dipilih, karena keberadaan limbah-limbah tersebut terbilang cukup melimpah di Indonesia. Namun kelimpahannya, tidak diiringi dengan pemanfaatan yang maksimal.
Mahasiswa yang kerap disapa Fahmi ini menambahkan. Cangkang kupang merah dan tandan kelapa sawit dipilih, karena mengandung Polylactic Acid (PLA), Chitin Nano-Fiber (ChNF) dan Micro-Fiber Cellulosa (MFC).
Material komposit hijau yang terkandung di dalamnya memiliki sifat termal dan mekanik yang baik. Hal ini menjadikan roda kemudi dapat tahan lama dalam penggunaanya.
Fahmi tergabung dalam Tim Antasena Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Gagasan ini muncul dari semangat berinovasi untuk bidang otomotif. Memanfaatkan bahan-bahan organik. Selain ramah lingkungan, juga diharapkan mengurangi angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia.
Ahmad Fahmi Prakoso (Teknik Material dan Metalurgi 2018), Ibrahim Fatahillah Hizbul Islam (Teknik Material dan Metalurgi 2018), Gilang Maulana Alif (Teknik Kimia Industri 2018), Humaiera (Teknik Material dan Metalurgi 2019) dan Millads Anwary Fandiaz (Teknik Fisika 2019). Mereka melahirkan Antasena BICOSW. Itulah nama yang diberikan mereka pada roda kemudi berbahan dasar komposit ramah lingkungan.
“Kami sudah melakukan uji analisis dan simulasi terhadap ketahanan material ini,” imbuhnya. Mahasiswa asal Depok ini menjelaskan, roda kemudi buatan timnya tidak hanya ramah lingkungan.
Tapi juga dinilai dapat mengurangi angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia. Lantaran kemudi tersebut memiliki sistem alarm anti kantuk bagi para pengendara. Sistem alarm ini menggunakan sensor mata dalam mekanisme kerjanya.
Mahasiswa angkatan 2018 ini menyebutkan, sistem alarm akan mendeteksi pengemudi saat mulai mengantuk. Saat sudah terdeteksi, alarm akan berbunyi memberi peringatan kepada pengemudi.
“Dengan begitu, sistem alarm ini dapat membuat pengemudi tetap fokus dalam berkendara,” imbuhnya.
Alumnus SMA Negeri 1 Depok ini menyampaikan. Berkat inovasi ini, Tim Antasena ITS mendapat penghargaan Bronze Medal dalam ajang International Applied Science Project Olympiad (I2ASPO), Desember 2020.
Ia meyakini bahwa inovasinya menjadi istimewa. Karena manfaat yang disuguhkan roda kemudi ini sangat berguna bagi masyarakat.
Fahmi berharap inovasi dari timnya ini dapat segera diwujudkan dan dikembangkan di Indonesia. Tim Antasena ITS tidak berhenti untuk menciptakan inovasi-inovasi baru di bidang otomotif. Khususnya membuat bagian-bagian mobil berbahan dasar ramah lingkungan.
“Semoga kami dapat terus mengembangkan inovasi roda kemudi ini dan tentunya membuat inovasi-inovasi baru lainnya,” tandasnya. (*jan)