Malang – Inflasi Kota Malang selama Januari 2021 tercatat 0,06% (mount to mount/mtm) dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 104,09 atau secara tahunan mencapai 1,07% (year on year/yoy).
Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Malang Azka Subhan, mengatakan angka inflasi Kota Malang tersebut merupakan yang terendah dari delapan kota/kabupaten.
“Capaian ini tidak terlepas dari kondisi masih tingginya Covid – 19 dan kembali diberlakukannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Malang Raya mulai 11 Januari 2021 sehingga mempengaruhi daya beli masyarakat,” kata Azka mengutip siaran pers Biro Pusat Statistik (BPS) Malang.
Dia menyebutkan komoditas yang menjadi penyumbang utama inflasi di Kota Malang berasal dari kelompok makanan, minuman dan tembakau, antara lain komoditas cabai rawit, tempe, dan tahu mentah dengan andil masing-masing sebesar 0,22%, 0,04%, dan 0,03%.
“Kenaikan harga cabai rawit lebih disebabkan oleh faktor seasonal seiring dengan masuknya musim tanam di bulan Desember, dan panen yang biasanya baru berlangsung di bulan Maret,” ujarnya.
Selain itu, tingginya curah hujan di sejumlah sentra produksi turut menjadi penyebab kenaikan harga cabai.
Inflasi cukup tertahan oleh koreksi tarif angkutan udara yang menyebabkan deflasi dengan andil sebesar -0,08%.
“Terjadi penurunan penumpang di Bandara Abdulrachman Saleh Malang seiring dengan PPKM di Malang Raya yang kembali diperpanjang,” jelasnya.
Pengelola Bandara Abdulrachman Saleh Malang menyampaikan info selama Periode Januari 2021 tercatat adanya pergerakan pesawat sebanyak 110 kali lepas landas dan 110 kali pendaratan dengan total penumpang datang dan berangkat sebanyak 11.135 orang yang menunjukan penurunan sebesar -73,31% (mtm).
Strategi pengendalian “4K” (ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif), kata dia, tetap diperlukan untuk tetap menjaga inflasi yang stabil dengan tetap mempertahankan daya beli masyarakat di tengah Pandemi Covid-19.
Arah kebijakan ketersediaan pasokan dapat dilakukan dengan cara pemanfaatan teknologi digital farming dan diversifikasi produk pangan olahan. Kelancaran distribusi melalui digitalisasi pasar dan platform belanjaonline yang dapat memudahkan masyarakat dengan kemudahan pengiriman menggunakan transportasi online.
Selain itu, perlu dilakukan penguatan pelaksanaan Ketersediaan Pasokan dan Stabilitas Harga (KPSH).Komunikasi efektif juga terus dilakukan berfokus pada perbaikan kualitas dan aksesabilitas data, peningkatan intensitas komunikasi dan koordinasi, serta senantiasa senantiasa memberikan himbauan pada masyarakat.
Di wilayah kerja Bank Indonesia Malang, TPID terus berupaya menjaga stabilitas stok dan harga pangan ditengah pandemi COVID-19 diantaranya melalui pelaksanaan survei dan pemantauan harga oleh TPID serta Satgas Pangan, pelaksanaan operasi pasar dengan melibatkan Bulog dan pihak terkait lainnya.
Ke depan, lanjut dia, Bank Indonesia Malang tetap berkomitmen menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah di tingkat daerah, guna mengendalikan inflasi 2021 sesuai dengan kisaran targetnya sebesar 3,0%±1%.
Di samping itu, Bank Indonesia Malang dan pemerintah daerah juga terus berupaya untuk mendorong kegiatan ekonomi dengan memperhatikan protokol kesehatan dan meningkatkan daya beli masyarakat selama berlangsungnya pandemi COVID-19 sebagai bagian dari upaya mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). (bbs).