Malang – Hari Ibu Nasional jatuh pada 22 Desember. Tahun ini, dalam kondisi pandemi cobvid-19. Tapi bukan berarti harus loyo. Justru sebaliknya, harus tetap bersemangat. Agar imunitas terjaga.
Ibu sebagai pilar keluarga. Tak boleh menyerah karena pandemi. Banyak hal yang bisa dilakukan. Agar keluarga tetap bersemangat. Salah satunya dengan memasak. Seperti yang dilakukan warga Bunulrejo.
Acara yang berlangsung di balai RW 18 Bunulrejo Blimbing Kota Malang. Mendapatkan respon positif dari peserta.
Cooking class ini tidak main-main. Tema yang diusung: Memasak Jiaozi atau Pangsit. Pematerinya tidak sembarangan.
Ahli gastronomi Tionghoa terjun langsung. Nadia Miranti S.Hum M.Pd, dosen Jurusan Sastra China Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya Malang.
Jiaozi atau pangsit adalah masakan tradisional China. Berupa adonan daging dan sayuran. Dibungkus kulit pangsit. Terbuat dari adonan terigu.
Makanan dari China ini, tidak perlu diragukan lagi citarasanya. Resep dibawa langsung dari China. Lalu dikembangkan. Bisa cocok dengan cita rasa lidah Indonesia.
“Saat ini, kita membuat jiaozi. Di Indonesia dikenal dengan pangsit. Bentuknya mirip dengan kuotie. Itu makanan khas orang China. Dimana orang China jika pagi, tidak makan nasi. Mereka hanya makan ini saja,” ungkap Nadia.
Jiaozi merupakan hidangan klasik. Sudah berusia 1800 tahun. Makanan ini sangat populer di China bagian utara. Namun kini sudah mendunia.
Jiaozi melambangkan kebersamaan. Jika menyuguhkan kepada tamu, menunjukkan penghormatan dan antusias tuan rumah.
“Bagian China Utara ke Selatan itu, setiap makan pasti menggunakan jiaozi. Sekeluarga sama-sama membikin jiaozi. Mulai dari menggiling dan memberi isian. Mereka duduk satu meja, untuk saling mempererat tali kekeluargaan. Setelah itu makan bersama,” katanya.
Makanan ini, disajikan dengan saus. Dibuat dari cuka dan minyak cabai. Atau cabai pasta dan ditambah kecap. Disantap bersama keluarga.
“Makanan ini sangat cocok untuk orang Indonesia. Karena makanan ini sama dengan siomay. Cuman bedanya, kalau di China menggunakan babi. Tapi kalau di Indonesia diganti ayam atau daging sapi. Tapi, bumbu khas Chinanya harus dimasukan,” imbasnya.
Pangsit China merupakan salah satu hidangan wajib saat Imlek. Makanan ini dianggap sebagai perlambang kekayaan. Karena bentuknya menyerupai uang perak kuno. Berbentuk seperti perahu.
Mitos yang dipercaya adalah, semakin banyak pangsit yang disantap saat tahun baru, semakin banyak uang yang bisa dihasilkan sepanjang tahun nanti. (jof/jan)