Malang – Perfilman di Kota Malang kembali mengeluarkan karya terbaiknya dalam konteks kebudayaan. Berjudul Putri Nareswari Kembang Panawijen
Film itu bercerita kisah seorang Mpu Purwa yang dulunya tinggal di Desa Panawijen dan memiliki seorang putri bernama Ken Dedes. Putri Nareswari julukan dari Ken Dedes. Dibagian kewanitaannya memiliki keistimewaan yaitu mengeluarkan cahaya. “Dari situlah dimaknai bahwaKen Dedes adalah seorang Nareswari yang kelak rahimnya akan melahirkan para raja penguasa Tanah Jawa”, jelas Suhardi selaku sutradara film Kembang Panawijen ini.
Sugeng Rianto, Direktur Utama PT Visual Artis Sinema ( VAS ) entertaint selaku rumah produksi yang menggarap film ini menambahkan, banyak nilai yang bisa diangkat dalam film ini, terutama bagi generasi muda. Antara lain, kesopanan.
Dalam cuplikan film ini, KenDedes memberi wejangan kepada anak-anak dengan santunnya. Karena Indonesia dalam pandangan negara luar dikenal dengan budaya timur yang santun dan berbudi luhur. Selain itu, sejarah lainnya ialah Malang merupakan cikal bakal NKRI. Karena Raja Singhasari, Prabu Kertanegara, yang bercita-cita menyatukan kerajaan-kerajaan di Nusantara, dibawah panji-panji Singhasari.
Ki Wahyu, sesepuh budayawan menyarankan Kabid Pembinaan Kebudayaan Dinas Pendidikan Kota malang, Dr Dian Kuntari,pada tahun 2021 bisanya mengajukan dan mendukung aset kekayaan film ini untuk mengangkat sejarah Kota Malang. Ki Wahyu menambahkan, bahwa insan perfilman sudah ada, tinggal sinerginya saja dengan pemerintah.
Sebelum pemutaran film di movie room museum Mpu Purwa, PT VAS ( Visual Artis Sinema ) entertaint selaku rumah produksi yang menggarap film Putri Nareswari, mempersembahkan tembang mocopat dari Sanggar Prasasti. Terdiri dari 7 anak-anak dan 1 orang dewasa. Selain itu juga dipersembahkan Tari Langen Kaputren.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, Zubaidah,mengapresiasi film ini. Karena banyak nilai yang mengedukasi. Zubaidah berharap nantinya anak-anak ikut diajak dalam berbudaya.(ryn/ekn)